Mohon tunggu...
Ayu Mellisa
Ayu Mellisa Mohon Tunggu... mahasiswa -

art lover, music maniac, philosophy seeker, beatlemania, out of the box

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Mari Merangkum Bab VII-VIII Buku Komposisi Karya Gorys Keraf!

5 November 2010   14:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:49 1168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Rangkuman Bab VII-VIII Buku Komposisi

Bab VIII

A.Pengumpulan data

Dalam menyusun sebuah karangan, kita membutuhkan data atau informasi yang berupa fakta (faktual). Data tersebut bisa dikumpulkan dan diuji kebenarannya melalui wawancara, angket (daftar kuistioner), observasi, penelitian lapangan atau penelitian kepustakaan.

Wawancara (interview) adalah cara mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung pada narasumber atau autoritas (ahli atau yang berwenang dalam suatu masalah). Dengan wawancara kesalah-pahaman dapat dikurangi dan hasil wawancara secara kualitatif dapat dipertanggungjawabkan, tapi data yang dikumpulkan sangat terbatas, dan bila dilakukan dalam wilayah yang luas akan memakan banyak waktu dan biaya. Angket adalah wawancara yang dijawab secara tertulis. Angket lebih menguntungkan karena secara kuantitatif peneliti dapat memperoleh data cukup banyak yang tersebar dalam wilayah luas tapi bisa terjadi salah paham karena ada jawaban yang berbeda dan tidak jelas.

Untuk pengumpulan data untuk tulisan ilmiah bisa dilakukan observasi yaitu pengamatan langsung pada obyek yang akan diteliti dalam waktu singkat dan penelitian lapangan yaitu pengumpulan data dan informasi secara intensif disertai analisa dan pengujian kembali atas hasil yang didapat dan memerlukan waktu lebih lama.

Dalam penelitian pendapat terdapat analisa yakni proses memecahkan sesuatu ke dalam bagian-bagian yang saling berhubungan, sintese yakni proses menggabungkan beberapa bagian yang berdiri sendiri ke dalam suatu kesatuan, klasifikasi yakni penilaian kembali atas pendapat, serta penarikan analogi dari dua hal yang berbeda.

Penelitian kepustakaan yakni mencari bahan dari berbagai sumber pustaka,pendapat ahli dalam buku yang bertujuan melatih pengarang untuk kritis.Ada 3 golongan buku yang diperlukan: buku yang memberikan gambaran umum tentang materi, buku yang didalamnya terdapat materi dan perlu dibuat kutipan, dan buku yang memuat informasi tambahan. Media standar untuk penelitian ini adalah: kartu katalog yakni kartuyang berisi keterangan tentang buku yang disusun secara alfabetis, buku referensi yang digunakan untuk dasar untuk mencari keterangan yang khusus mengenai pokok tertentu, terdiri atas buku katalogus, indeks majalah,indeks harian, kamus umum, ensiklopedia umum, dan buku referensi lainnya. Setelah membaca data secara intensif, kita harus mencatat bahan dengan memuat sumber data dan data yang dianggap penting.

B.Kutipan

Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari orang yang sudah terkenal atau pengarang yang dimuat dalam buku atau majalah. -Kutipan berfungsi sebagai pembuktian dalam karangan kita, memperkuat uraian, dan mengadakan sorotan, analisa, kritik. Kutipan dibedakan menjadi 2: kutipan langsung yakni pinjaman kata yang diambil persis dari teks asli dan kutipan tidak langsung yakni intisari dari pendapat yang dikutip. Prinsip dalam mengutip yaitu : janganmengadakan perubahan, tidak boleh memperbaiki langsung kesalahan dalam kutipan tapi harus menggunakan sic! Untuk pembetulan, dan juga tidak boleh menghilangkan bagian bila itu mengubah makna aslinya. Kutipan menunjukkan tanggung jawab penulis terhadap pendapat yang dikutip.

Cara mengutip:

1.Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris : kutipan langsung dimasukkan ke dalam teks, jarak antar baris 2 spasi,kutipan diapit tanda kutip, sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukkan setengan spasi ke atas atau dalam kurung ditempatkan nama sinngkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman yang dikutip.

2.Kutipan langsung yang lebih dari empat baris: dipisahkan dari teks dengan 2,5 spasi, jarak antar baris 1 spasi, tidak diapit tanda kutip,sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukkan setengan spasi ke atas atau dalam kurung ditempatkan nama sinngkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman yang dikutip,seluruh kutipan dimasukkan dalam 5-7 ketikan.

3.Kutipan tidak langsung: sama dengan cara kutip 1.

4.Kutipan pada catatan kaki: dalam spasi rapat, diberi tanda kutip, persis seperti teks asli.

5.Kutipan atas uapan lisan: fleksibel asal tidak mengganggu teks itu sendiri.

Bab VIII

Catatan Kaki (footnote)

Merupakan keterangan atas teks karangan yang ditepatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan. Bisa ditandaidengan angka, asterisk/tanda bintang (*) atauu salib (†). Catatan kaki dibuat dengan maksud: untuk menyusun pembuktian akan kebenaran, Menyatakan hutang budi kepada pengarang yang dikutip pendapatnya, menyampaikan keterangan tambahan, dan merujuk bagian lain dari teks. Prinsip dalam membuat catatan kaki: hubungan catatan kaki dan teks (mempergunakan nomor urut penunjukkan baik yang terdapat dalam teks maupun pada catatan kaki),nomor urut penunjukkan, dan teknik pembuatan catatan kaki. Syarat membuat footnote: harus ada ruang untukmenulis sehingga margin tidak boleh lebih sempit dari 3 cm sesudh diketik baris terakhir dari footnote, dibuat garis dari margin kiri sepanjang 15 ketikan dibawah baris terakhir teks, 2 spasi dari garis dalam 5-7 ketikan dari margin kiri diketik nomor penunjukkan , langsung sesudah nomor, setengah spasi ke bawah diketik catatan kaki, jarak antar baris dalam footnote adalah spasi rapat, jarak antar footnote 2 spasi, baris kedua dari tiap footnote selalu dimulai dari margin kiri

Jenis footnote: penunjukkan sumber (referensi) yakni menunjuk sumber tempat sumber kutippan tersebut, catatan penjelas yakni penjelas yang digunakan sebagai pembatas pengertian, dan gabungan sumber dan penjelas. Unsur-unsur kutipan: nama pengarang, judul, data publikasi,jilid dan nomor halaman. Cara membuat catatan kaki pada dasarnya memuat nama pengarang, judul buku, tempat dan tahun terbit serta halaman yang dikutip. Contoh: Ayu Mellisa, Ada Apa dengan Saya? (Jakarta, 2010), hal. 12.

Dalam mengutip terdapat singkatan-singkatan, antara lain: ibid (ibidem-pada tempat yang sama) digunakan jika catatan kaki mengutip pada sumber yang telah digunakan sebelumnya, op.cit (opera citato- pada karya yang telah dikutip) digunakan untuk kutipan yang sumbernya sudah digunakan tapi diselingi sumber lain.

Bibliografi (daftar kepustakaan)

Merupakan daftar sumber yang digunakan dalam sebuah karangan yang memberikan keterangan lebih mengenai sumber dan melengkapi catatan kaki. Unsur yang harus diertakan dalam bibliografi adalah nama pengarang, judul buku, data publikasi.

Contoh

1 pengarang: Mellisa, Ayu. Saya Ayu Mellisa.Jakarta: Gramedia. 2010.

2-3 pengarang: Mellisa, Ayu, dan Mutia, Maria. Kami Manusia.Jakarta: Gramedia. 2010.

Banyak pengarang: Mellisa, Ayu, et al. Merdeka Manusia. Jakarta: Gramedia. 2010.

Menyusun bibliografi dilakukan dengan mengurutkan nama pengarang sesuai alphabet (nama keluarga dulu), bila tidak ada nama pengarang yang diurutkan adalah judul artikel, bila ada pengarang yang dijadikan sumber lebih dari satu buku pada buku yang berbeda tidak perlu disebutkan lagi namanya, jarak antar baris 1 spasi, baris pertama dimulai dari margin kiri dan setelahnya dimasukkan ke dalam sebanyak 3 atau 4 ketikan.

Contoh:

Mellisa, Ayu. Saya Ayu Mellisa. Jakarta: Gramedia, 2010.

Naya, Adela. Saya Adela. Jakarta: Gramedia, 2009.

. Adela Merdeka. Jakarta: Gramedia, 2008.

Origon, Marlan. Mencatat Berita.Bandung: Utama Pustaka, 2007.

*Sumber: Keraf, Gorys. Komposisi. Ende: Penerbit Nusa Indah, 1994.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun