Mohon tunggu...
Ayu Mellisa
Ayu Mellisa Mohon Tunggu... mahasiswa -

art lover, music maniac, philosophy seeker, beatlemania, out of the box

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sudoku Face

27 Desember 2010   02:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:21 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Can’t read my... can’t read my... no he can’t read my...”sudoku face”....

Yeah, mungkin kita sangat familiar dengan lirik yang dipopulerkan Lady Gaga ini, tapi dengan sedikit perubahan yangsaya buat, mungkin anda bertanya-tanya. Baiklah, saya tidak bermaksud untuk melakukan plagiarisme atas lagu Poker Face itu, tapi saya hanya berusaha mengungkapkan perasaan saya lewat lagu tersebut yang kebetulan sangat mewakili keadaan saya saaat ini. (Lebay mode on J)

Bila Lady Gaga sangat terobsesi dengan permainan poker sampai-sampai dia mengibaratkan dirinya bermuka poker, saya juga mengalami sedikit gejala yang sama. Kali ini saya terinfeksi oleh virus sudoku, sampai-sampai saya harus meluangkan waktu cukup lamauntuk mengutak-atik permainan angka ini. Sudoku merupakan permainan angka, dimana terdapat 9 kotak yang disebut area. Dalam tiap area terdapat 9 kotak juga dan tugas kita adalah mengisi tiap area tersebut dengan angka 1-9 dan tidak boleh ada angka yang sama pada tiap baris dan kolom. Permainan ini juga memiliki tingkatan-tingkatan kesulitan, sama seperti permaian lain. Cukup mudah, kan, teorinya? Tapi jangan salah, permainan ini bisa memusingkan anda....

Saya saja dibuat pusing olehnya. Selama beberapa hari, saya benar-benar mengalami ketergantungan berlebihan pada permainan yang awalnya saya ketahui lewat sebuah harian nasional, Kompas. Ketergantungan ini membuat saya harus mengacaukan tumpukan koran yang selama ini jarang saya sentuh. Sampai-sampai, saya menghabiskan waktu seharian untuk mengumpulkan potongan permainan sudoku yang ada di koran tersebut.Kecanduan aneh ini juga membuat saya begadang sampai jam 3 pagi untuk bisa menyelesaikan sebuah permainan. Teman-teman saya pun bertanya-tanya, mengapa seorang saya yang pemalas ini bisa begadang. Mereka kira saya sedang belajar, ternyata saya sedang main-main saja.

Permainan sudoku ini walaupun tampaknya hanya membuang-buang waktu, ternyata mengandung manfaat tersendiri. Untuk saya pribadi, permainan ini melatih konsentrasi dan juga ketelitian saya. Kata teman saya, bermain sudoku juga membantu kita untuk melatih kecepatan berpikir terutama ketika kita harus mengambil solusi suatu masalah. Selain itu, bermain sudoku juga melatih kesabaran saya dalam menghadapi masalah-masalah. Tapi memang, tidak bisa dipungkiri, terlalu banyak bermain sudoku bisa membuat saya stress juga. Terlebih kalau sedang dalam kondisi yang tidak terlalu fit, bermain sudoku bisa membuat emosi makin menjadi-jadi.

Saya sarankan, boleh-boleh saja bermain sudoku. Tapi jangan sampai kita lupa daratan dan mabuk sudoku. Jangan sampai kita terlalu asyik dengan diri sendiri dan sudoku sehingga kita lupa akan keadaan sekitar. Boleh saja bermuka sudoku, asal jangan lupa pada muka asli kita. Okee???

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun