Mohon tunggu...
Ayu Wulan Agustina
Ayu Wulan Agustina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mempunyai hobi menulis, menggambar, mendengarkan musik, travelling, dan membuat sesuatu yang berhubungan dengan kerajinan tangan. Saya sangat senang membaca novel dan menonton drama atau film yang bergendre komedi, love story, dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jean-Francois Lyotard dan Era Postmodernisme: Menggali Konsep Ketidakpercayaan Terhadap Metanaratif dalam Filsafat

8 Januari 2024   09:11 Diperbarui: 8 Januari 2024   09:20 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jean-Franois Lyotard adalah seorang filsuf Prancis yang dikenal dalam bidang postmodernisme dan konsep "ketidakpercayaan terhadap metanaratif." Ia lahir pada tanggal 10 Agustus 1924 di Versailles, Prancis, dan meninggal pada tanggal 21 April 1998 di Paris, Prancis. Lyotard berpendapat bahwa dalam kondisi postmodern, narasi besar atau penjelasan menyeluruh tentang sejarah dan masyarakat kehilangan kredibilitas dan legitimasinya. 

Postmodernisme adalah suatu aliran atau pendekatan dalam seni, sastra, filsafat, arsitektur, dan budaya yang muncul setelah periode modernisme. Meskipun sulit untuk memberikan definisi yang pasti karena sifatnya yang kompleks dan bervariasi, beberapa ciri umum postmodernisme melibatkan penolakan terhadap narasi besar atau kebenaran universal, permainan dengan konvensi tradisional, dan penekanan pada pluralisme dan diversitas. 

Dalam filsafat, postmodernisme sering dikaitkan dengan skeptisisme terhadap klaim universalitas dan penolakan terhadap meta-naratif yang mencoba memberikan penjelasan menyeluruh tentang dunia. Konsep "ketidakpercayaan terhadap metanaratif" yang dikemukakan oleh Jean-Franois Lyotard menjadi salah satu pilar penting dalam pemikiran postmodern.  

Secara umum, postmodernisme menciptakan ruang untuk berbagai perspektif dan interpretasi, menekankan bahwa tidak ada pandangan tunggal atau kebenaran mutlak. Meskipun kontroversial dan sering kali dihadapi dengan kritik, postmodernisme terus memainkan peran penting dalam pemikiran budaya dan intelektual kontemporer.


Dalam era sekarang, postmodernisme masih memiliki pengaruh yang signifikan dalam berbagai bidang, termasuk filsafat, sastra, seni, dan budaya. Beberapa contoh pengaruh postmodernisme dalam era sekarang termasuk:

1. Pluralisme dan perbedaan: Postmodernisme telah mempromosikan pluralisme dan perbedaan, yang telah mengarah pada munculnya berbagai gerakan sosial dan politik yang mewakili berbagai kelompok dan identitas.
2. Ketidakpastian dan ambiguitas: Postmodernisme telah menekankan ketidakpastian dan ambiguitas, yang telah mengarah pada munculnya berbagai bentuk seni dan sastra yang eksperimental dan inovatif.
3. Kritik terhadap kekuasaan: Postmodernisme telah mengkritik kekuasaan, yang telah mengarah pada munculnya berbagai bentuk gerakan sosial dan politik yang bertujuan untuk melawan ketidakadilan dan penindasan.

Berikut adalah beberapa contoh spesifik dari postmodernisme dalam era sekarang:

1. Dalam bidang politik, postmodernisme telah menjadi pengaruh yang kuat dalam gerakan-gerakan sosial seperti gerakan hak-hak sipil, gerakan feminisme, dan gerakan ekologis. Gerakan-gerakan ini mempromosikan pluralisme dan perbedaan, dan mereka mengkritik kekuasaan yang tidak adil.
2. Dalam bidang seni, postmodernisme telah menjadi pengaruh yang kuat dalam berbagai bentuk seni, termasuk seni rupa, seni teater, dan seni musik. Seni postmodern sering kali eksperimental dan inovatif, dan mereka sering kali mengeksplorasi tema-tema seperti ketidakpastian, ambiguitas, dan kritik terhadap kekuasaan.
3. Dalam bidang budaya, postmodernisme telah menjadi pengaruh yang kuat dalam berbagai bentuk budaya populer, termasuk film, televisi, dan musik. Budaya populer postmodern sering kali bersifat ironis dan sarkastis, dan mereka sering kali mengeksplorasi tema-tema seperti ketidakpastian, ambiguitas, dan kritik terhadap kekuasaan.

Beberapa kritikus berpendapat bahwa postmodernisme telah menyebabkan kebingungan dan keputusasaan, dan bahwa postmodernisme telah melemahkan nilai-nilai tradisional. Namun, postmodernisme tetap menjadi gerakan intelektual yang berpengaruh dalam era sekarang. Dan jika tentang nilai-nilai tradisional yang melemah itu bisa  ditingkatkan asal ada kemauan dari para masyarakat sendiri, dengan menerapkan kegiatan-kegiatan atau lainnya yang berhubungan erat dengan nilai-nilai tradisional yang erat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun