Mohon tunggu...
Ayu Wulan Agustina
Ayu Wulan Agustina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mempunyai hobi menulis, menggambar, mendengarkan musik, travelling, dan membuat sesuatu yang berhubungan dengan kerajinan tangan. Saya sangat senang membaca novel dan menonton drama atau film yang bergendre komedi, love story, dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Konsep Kehendak untuk Berkuasa dan Ubermensch hingga Sekarang

7 Januari 2024   23:18 Diperbarui: 7 Januari 2024   23:35 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Friedrich Nietzsche adalah seorang filsuf Jerman abad ke-19, yang lahir pada 15 Oktober 1844 di Rcken,Saxony, Prusia (sekarang Jerman) dan beliau meninggal pada 25 Agustus 1900, Weimar, Jerman. Ia merupakan filsuf yang terkenal dengan konsep "kehendak untuk berkuasa", nah konsep ini sendiri sangat amat lekat pada diri kita semua, yang mana kita semua memiliki keinginan dalam menguasai sesuatu yang ada dengan tujuan yang berbeda-beda. Namun, dalam karya-karyanya, ia mulai membedakan antara kehendak untuk hidup dan kehendak untuk berkuasa. Kehendak untuk hidup adalah keinginan untuk bertahan hidup dan berkembang demi mencapai target yang sudah di tetapkan. Ini adalah kekuatan yang mendorong semua makhluk hidup untuk mencari makanan, air, tempat tinggal, dan lainnya yang diakibatkan adanya dorongan perilaku naluri untuk mendapatkan hal tersebut tanpa bisa dihentikan. Kehendak untuk berkuasa  sendiri ialah keinginan untuk mengatasi diri sendiri dan mencapai potensi penuh. Ini adalah kekuatan yang mendorong manusia untuk menciptakan, berprestasi, dan berkembang agar mampu tetap mempertahankan kekuasaan atau kedudukan yang telah ia capai dengan cara apapun.

Nah berikut ini contoh dari konsep "kehendak untuk berkuasa" yang positif yaitu :
1. Seorang aktivis yang memperjuangkan keadilan sosial dan mengatasi ketidaksetaraan.
2. Rela berkerja apapun untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup, hingga mendapatkan pekerjaan yang lebih baik
3. Seorang atlet yang berlatih keras untuk memecahkan rekor dunia.

Tapi selain yang positif ada juga contoh negatif dari konsep "kehendak untuk berkuasa" yaitu :
1. Seorang individu yang melakukan kekerasan atau pelecehan untuk mengendalikan orang lain.
2. Orang yang punya jabatan tinggi melarikan diri dari tanggung jawabnya atas suatu kasus yang ia punya dengan menggunakan kekuasaan yang ia miliki.
3. Kecurangan atau manipulasi atas data pengeluaran yang digunakan untuk suatu pembangunan.

Namun, inti dari pemahaman Nietzsche tentang konsep "kehendak untuk berkuasa" sendiri ialah kekuatan dinamis yang ada dalam diri setiap individu yang digunakan untuk mencapai setiap tujuan atau harapan yang di inginkan dengan berbagai caranya masing-masing. Tetapi hal tersebut terjadi atau dilakukan atas kesadaran diri dan pemilihan arah yang tepat untuk kekuatan ini sangat penting untuk mencapai kehidupan yang bermakna dan berkontribusi secara baik dan benar.

Dari konsep "kehendak untuk berkuasa" ini juga punya kaitan dengan konsep "bermensch" yaitu tentang manusia yang telah mengatasi keterbatasan manusia biasa dan menciptakan nilai-nilai mereka sendiri. bermensch bukanlah tentang superioritas biologis, tetapi tentang kekuatan kreativitas dan individualitas. Kerena "bermensch" sendiri juga erat dengan kehidupan manusia dijalan sekarang yang mana banyak dari kita di Indonesia bahkan luar negeri pun lebih mementingkan diri sendiri daripada orang lain, bahkan sering kali melupakan keluarganya sendiri. Dikala mereka sudah mendapatkan kesuksesan yang ditargetkan, itulah mengapa mereka lebih memilih sendirian pada kedudukan daripada harus berbagi apa yang mereka punya. Namun mereka adalah manusia yang mencintai nasib dan menerima semua yang terjadi dalam hidup, baik dan buruk. Merekapun sudah bisa dikatakan benar-benar telah mencapai tingkat tertinggi kedewasaan dan kematangan dirinya dalam kehidupannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun