Mohon tunggu...
Ayu Lestari
Ayu Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pengajar Al Quran

Saya hobi membaca, traveling, dan menulis diary

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menghadirkan Islam yang ramah melalui pemahaman Al-Quran dan Iptek

13 Januari 2025   17:37 Diperbarui: 13 Januari 2025   17:37 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di tengah arus modernisasi yang semakin deras, masyarakat Muslim kontemporer menghadapi tantangan yang signifikan dalam menjembatani kesenjangan antara nilai-nilai keislaman dan perkembangan ilmu pengetahuan. Fenomena ini memunculkan pertanyaan krusial tentang bagaimana menghadirkan wajah Islam yang ramah namun tetap relevan di era digital, tanpa mengorbankan esensi ajaran yang terkandung dalam Al-Quran.

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi umat Muslim saat ini adalah munculnya stigma negatif terhadap penganut agama yang taat. Muncul persepsi bahwa kesalehan beragama seringkali bertentangan dengan kemajuan dan modernitas. Individu yang memilih untuk mendalami agama kerap dilabeli sebagai "kurang update" atau "tertinggal zaman." Persepsi ini tentunya tidak terlepas dari dua faktor utama.

Pertama, terdapat kesalahpahaman fundamental tentang esensi ajaran Islam. Banyak yang menganggap bahwa Islam hanya berkutat pada ritual ibadah dan hubungan vertikal dengan Tuhan, tanpa memahami dimensi horizontal dan intelektual yang menjadi bagian integral dari ajaran Islam. Kedua, fenomena "pengabaian duniawi" yang ditunjukkan oleh sebagian umat Muslim sendiri, di mana mereka seakan menutup mata terhadap urgensi penguasaan ilmu pengetahuan modern.

Pandangan dikotomis yang memisahkan antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum sesungguhnya bertentangan dengan spirit Al-Quran sendiri. Al-Quran, yang diturunkan empat belas abad lalu, telah memuat berbagai isyarat ilmiah yang baru terkonfirmasi oleh penemuan modern. Fenomena pertemuan dua lautan yang tidak bercampur (al-bahrain) dan penemuan "suara angkasa" oleh para astronot merupakan contoh nyata bagaimana Al-Quran telah memberikan petunjuk tentang fenomena alam jauh sebelum era sains modern.

Sejarah peradaban Islam, khususnya pada masa Daulah Abbasiyah, memberikan teladan sempurna tentang bagaimana integrasi antara ilmu agama dan pengetahuan umum dapat menghasilkan kemajuan peradaban yang luar biasa. Pada masa itu, Baghdad menjadi pusat ilmu pengetahuan dunia yang menarik minat para sarjana dari berbagai penjuru, termasuk Eropa. Para ulama tidak hanya mahir dalam ilmu agama tetapi juga menjadi pelopor dalam berbagai bidang keilmuan seperti matematika, astronomi, kedokteran, dan fisika.

Untuk mengembalikan kejayaan Islam dalam bidang ilmu pengetahuan, diperlukan reformasi mendasar dalam sistem pendidikan Islam. Lembaga pendidikan Islam perlu mengadopsi pendekatan integratif yang memadukan antara ilmu agama dan sains modern. Mahasiswa Muslim perlu didorong untuk tidak hanya menguasai ilmu agama tetapi juga aktif berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Generasi muda Muslim memiliki peran strategis dalam mengubah persepsi masyarakat tentang Islam dan modernitas. Mereka perlu menjadi pionir yang mendemonstrasikan bahwa ketaatan beragama justru dapat menjadi pendorong kemajuan ilmu pengetahuan. Mahasiswa Muslim harus mampu memposisikan diri sebagai agen perubahan yang melek teknologi sekaligus berpegang teguh pada nilai-nilai keislaman.

Beberapa langkah strategis yang dapat diimplementasikan untuk mewujudkan integrasi Islam dan ilmu pengetahuan antara lain:

1. Revitalisasi kurikulum pendidikan Islam yang mengintegrasikan sains modern
2. Pengembangan pusat-pusat penelitian Islam yang berfokus pada inovasi teknologi
3. Pembentukan forum-forum dialog antara ulama dan ilmuwan
4. Pemanfaatan media digital untuk menyebarkan pemahaman Islam yang inklusif
5. Penguatan kolaborasi antara institusi pendidikan Islam dan lembaga riset modern

Menghadirkan Islam yang ramah di era modern bukanlah sekadar pilihan, melainkan kebutuhan mendesak. Melalui pemahaman yang komprehensif terhadap Al-Quran dan penguasaan ilmu pengetahuan, umat Muslim dapat kembali memainkan peran signifikan dalam kemajuan peradaban global. Diperlukan komitmen bersama dari berbagai elemen masyarakat, terutama generasi muda, untuk mewujudkan visi Islam yang progresif namun tetap berpegang teguh pada nilai-nilai fundamental agama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun