Mohon tunggu...
Ayu Lestari
Ayu Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pengajar Al Quran

Saya hobi membaca, traveling, dan menulis diary

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Integrasi Al-Qur'an dan Ilmu Pengetahuan

8 Januari 2025   22:15 Diperbarui: 8 Januari 2025   22:10 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama saya Ayu Lestari, anak kedua dari empat bersaudara. Saya lahir di Kabupaten
Sukoharjo, 2 agustus 2002. Saya lahir dari keluarga yang sederhana, tapi dari kesederhanaan itu, saya justru diberi semangat dan spirit belajar yang tinggi dan menyukai tantangan. Saya menyadari potensi saya sejak memutuskan masuk SMA Negeri mengambil jurusan bahasa dan budaya. Saya menyadari bahwa saya tertarik dan antusias dengan kebudayaan, bahasa, dan sastra. Perjalanan pendidikan saya bisa dikatakan cukup berliku. Dimana di masa akhir SMA saya tertarik untuk mempelajari Al-Quran. Berangkat dari kegelisahan saya sebagai seorang muslim, "apakah pantas seorang muslim tidak paham dengan al quran? Dimana itu adalah pesan dari tuhan semesta alam dan diturunkan untuk dijadikan pedoman hidup". Dari kegelisahan itulah saya mulai menyusun tujuan hidup saya. Saya ingin menjadi ulama al quran. Dua tahun setelah SMA saya gunakan untuk menghafal al quran dan mempelajari ilmu - ilmu islam lainnya sebagai penunjang saya dalam memahami al quran yang saya hafalkan. Menyadari bahwa al quran berbahasa arab dan hanya akan bisa dipahami dengan sempurna dengan bahasa arab, maka dua tahun setelahnya saya memutuskan untuk mempelajari Bahasa Arab. Dan kesempatan belajar Bahasa Arab itu berbuah manis. Meskipun belum mencapai tingkat mahir dalam penguasaan Bahasa Arab, tetapi saya bisa merasakan hasil belajar saya. Saya bisa lebih merasai dan memaknai al quran dengan modal bahasa arab yang saya punya. Dan saat ini, saya melanjutkan studi di program studi ilmu quran dan tafsir di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sesuai dengan apa yang sudah saya rencanakan sejak awal dan tujuan yang akan saya capai di masa depan.
Perlu kita sadari bahwa saat ini kita sedang berada di zaman yang penuh dengan
kemajuan, banyak perkembangan menakjubkan yang kemudian kita syukuri tetapi disamping itu banyak kemunduran yang harus kita waspadai. Betapa banyak kita menyaksikan degradasi moral, kurangnya adab dan akhlak di antara kita, terutama yang terjadi pada pemuda. Hal yang menurut saya sangat memprihatikan saat ini adalah munculnya stigma negative terhadap orang - orang yang taat beragama islam. Mereka mengatakan bahwa orang yang taat itu tidak asik, kurang update, dan cupu. Saya paham alasan mengapa mereka mempunyai anggapan semacam itu. Pertama, mereka tidak memahami islam ini dengan yang semestinya. Mereka mengira bahwa agama islam hanya terfokus pada urusan ibadah kepada tuhan semata. Kedua, memang pada kenyataannya, orang muslim hari ini sedang menutup mata atau tertidur.
Mereka bersemangat mempelajari al quran, menghafalkannya, membaca kitab;kitab kuning, dan mereka menutup mata atau tidak peduli dengan urusan dunia mereka. Mereka tidak mau mempelajari ilmu pengetahuan lainnya. Padahal, jika kita mempelajari al quran dengan benar dan sungguh - sungguh, kita akan menyadari bahwa al quran adalah sumber dari segala ilmu pengetahuan. Sudah banyak ilmu - ilmu menakjubkan, fenomena alam, kedahsyatan ciptaan tuhan yang baru ditemukan di abad - abad terakhir ini, ternyata bersumber dari al quran. Kita
ambil contoh, penemuan dua laut yang berbeda airnya namun tidak tercampur satu sama lain. Itu sudah disebutkan dalam al quran empat belas abad yang lalu. Atau penemuan suara bintang yang terdengar seperti ketukan di luar angkasa oleh astronot, itu juga termaktub di
dalam al quran. Dari kasus ini kita menyadari bahwa integrasi ilmu al quran dan ilmu pengetahuan sangatlah penting. Ketika kita sedang mempelajari al quran, kita tidak boleh menolak ilmu- ilmu pengetahuan yang lain. Dan integrasi seperti ini bukanlah hal baru. Jika kita mundur ke belakang, ke masa-masa kejayaan islam, sebut saja pada masa Daulah Abbasiyah, Dimana ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat. Banyak sekali ulama;ulama islam yang mahir dan mumpuni dalam keagamaan, dan juga menguasai banyak aspek ilmu pengetahuan. Dan mereka menjadi pelopor penemuan ilmu - ilmu baru yang terasa sekali manfaatnya untuk kehidupan manusia. Bahkan orang -- orang barat saat itu berbondong-bondong mendatangi
ibu kota negara islam di Baghdad untuk belajar karena kemajuan ilmu pengetahuan disana. Maka saya, sebagai pemuda, sebagai muslim, sebagai mahasiswa, saya ingin
megambil peran untuk mengembalikan islam yang menakjubkan. Saya ingin mejadi pengajar al quran yang paham dengan baik dengan ilmu al quran dan ilmu pengetahuan. Sampai tidak ada lagi yang beranggapan bahwa islam itu kaku dan kuno. Dan saya akan memulai
perjalanan menggapai tujuan saya itu dari sini. Dari program studi ilmu al quran dan tafsir di Universitas Muhammadiyah Surakarta ini. Saya akan menjadi mahasiswa muslim yang keren itu. Yang melek dengan kemajuan zaman dengan tetap berpegang teguh dengan nilai - nilai keislaman. Dan saya akan mengajak teman-teman mahasiswa lainnya untuk mencapai tujuan
mulia itu. Saya paham bahwa perjalanan untuk mencapai tujuan itu tidak akan mudah. Akan ada
banyak rintangan yang menghadang jalan. Terlebih anggapan masyarakat yang sering
memandang orang beragama cenderung tertutup. Namun saya yakin, dengan harapan yang jelas dan kuat serta pendekatan yang tepat, kita bisa mengubah pandangan ini. Dan saya mengajak semua mahasiswa muslim, mahasiswa yang memiliki kegelisahan yang sama untuk bersama -- sama kita berkontribusi untuk agama dan bangs aini. Dan kita
bisa memulainya dari diri kita sendiri, kemudian teman terdekat, dan di program studi yang kita tekuni saat ini. Dan tentu saja saya juga meminta dukungan dari pihak universitas Muhammadiyah Surakarta yang saya banggakan ini, baik secara moril maupun materiil untuk
mewujudkan tujuan saya ini. Akhirnya, Allah lah sebaik -- baik tempat berharap dan sebaik -- baik penyusun rencana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun