kue yang ada di daerah Kota Lasem. Sudah tidak menjadi hal yang tabu lagi jika Lasem memiliki jajanan tempo dulu yang beraneka ragam.
Siapa yang disini suka sekali kulineran khas daerah lokal yang ada di Indonesia. Tentu saja banyak, bukan? Nah, kali ini kita akan membahas jajananOlahan kue zaman dulu ini berbentuk sangat unik. Parahnya lagi, makanan tersebut masih eksis hingga saat ini. Tak disangka-sangka, ya. Ternyata masih ada satu jajanan khas Lasem lagi yang patut diketahui masyarakat lokal Lasem dan para traveler sejati.
Bentuk luar dari kue yopia ini cukup besar dan berwarna kuning keemasan. Ternyata kue yopia ini diproduksi oleh keluarga Tionghoa Sun Hong secara turun-temurun.
Sampai sekarang pun, saat merayakan Hari Imlek, warga Tionghoa tidak melewatkan kue yang berisi gula Jawa ini.
Jajanan yopia ini ditemukan oleh Tan Tjiem Liang pada tahun 1800-an. Agar tidak punah, kue yopia diproduksi oleh Ibu Waras sebagai generasi ketiga yang berdomisili di Dukuh Mbelik Desa Karangturi, Lasem. Ibu Waras merupakan warga Tionghoa dari keluarga Sun Hong (alm). Sekarang, jajanan khas warga Tionghoa ini dilanjutkan kepada Bapak Toni selaku generasi keempat.
Resep rahasia kue yopia secara turun-temurun ini usianya telah lebih dari ratusan tahun yang lalu.
Bahan yang diperlukan untuk membuat kue yopia ini sangat mudah, diantaranya hanya memerlukan tepung terigu, dan didalamnya dimasukkan gula jawa atau gula merah. Dimana proses pemasakan kue yopia adalah dengan cara di panggang. Yopia sangat dikenal era 70 an dengan sebutan "Ndog Gludhug" atau dalam terjemahan bahasa Indonesia adalah telur yang suaranya seperti petir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H