Manusia memang memiliki tiga elemen khusus yang melekat pada dirinya. Bukan untuk membelenggu. Akan tetapi ketiga elemen dasar tersebut menunjukkan bahwa adanya batasan bagi manusia dalam mendeskripsi sembari mengelompokkan organ-organ yang berbeda.Â
Masih familiar sekali dengan adanya kutipan bijak yang mengatakan "barang siapa yang mengenal dirinya, maka ia telah mengenal tuhannya."
Justru, dengan berbagai perspektif yang berbeda dari berbagai arah menandakan bahwa keterkaitan antara manusia dan Tuhan-Nya sangatlah menonjol.Â
Seperti halnya contoh sederhana yang diberikan dari seorang ayah kepada sang anak dalam mempertanyakan keberadaan tuhan yang ada pada dirinya. Beliau menggambarkan air putih yang ada di dalam cangkir panjang, lalu ia bertanya kepada anaknya,"wahai anakku apakah kamu melihat ada air putih didalam gelas ini?" lantas, si anak menggangguk dan membenarkan perkataan dari ayahnya.
Setelah itu, beliau memasukkan satu kantong teh celup yang mengakibatkan perubahan warna yang ada pada air tersebut. lantas, ia kembali bertanya kepada anaknya,"anakku. Apakah kau melihat air putih di dalam gelas itu." Â si anak spontan menggeleng dan berkata tidak. Karena secara logika, air putih yang telah dimasukkan teh, akan berubah menjadi air teh.Â
Dengan begitu sang ayah tersenyum dan memberikan pengertian bahwa sesungguhnya Allah SWT ibarat air putih yang semula belum ditambahkan kantong teh celup, sedangkan makhluk hidup yang ia ciptakan adalah air teh.
Jika diartikan tuhan selalu membersamai kita dimana makhluk itu berada, kapan saja, dan kapan saja. Bahkan melebihi urat nadi yang sangat dekat dengan kita.
Sebelum membahas secara rinci. Kita ketahui bahwa jiwa merupakan elemen dasar yang ada di diri manusia. Orang awam secara  keseluruhan saya yakin masih kebingungan dalam menafsirkannya. maka dari itu, langsung saja kita bahas mengenai jiwa dan jenis-jenisnya.
Apa itu jiwa?
Yang pertama kita bahas yaitu jiwa. Apa itu jiwa? Jiwa dalam bahasa arab yakni "Nafsun" atau bisa dikatakan sebagai organ rohani yang dapat mengeluarkan segala perintah kepada organ jasmani dalam melakukan sesuatu. Dari fase jiwa ini, ada dinamika yang bermain didalamnya yaitu hawa dan nafsu.Â