Mohon tunggu...
Ayu Desi Sapitri
Ayu Desi Sapitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - 161200

Saya adalah seorang Mahasiswi S1 Ilmu Komunikasi, Universitas Singaperbangsa Karawang.

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Pernah Mengalami Kebocoran Data, Bagaimana Kepercayaan Penggunaan terhadap Keamanan Canva Sekarang?

10 April 2021   08:44 Diperbarui: 10 April 2021   08:45 1844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saat ini era digital semakin berkembang, berbagai aplikasi telah tercipta guna membantu masyarakat dalam melakukan pekerjaannya. Seiring berjalannya waktu, kemunculan berbagai aplikasi semakin banyak, salah satunya aplikasi content visual. Content visual merupakan hal yang penting bagi seseorang yang memiliki representasi di dunia maya, baik di blog, website, maupun di akun media sosial. Adanya aplikasi content visual sebagai alternatif memudahkan semua khalayak untuk membuat karyanya dengan lebih mudah dan gratis salah satunya yaitu melalui aplikasi edit Canva.

Canva merupakan salah satu alat untuk desain grafis yang memudahkan penggunanya dalam merancang berbagai jenis desain kreatif secara online. Desain yang tersedia pun beragam, seperti desain kartu ucapan, brosur, poster dan lain sebagainya. Canva diciptakan oleh Malanie Perkins yang sebelumnya beliau juga menciptakan Fusion Books. Saat ini Canva telah tersedia dengan berbagai versi yaitu Andorid, Web, dan iPhone. Pada tahun pertama awal munculnya Canva, jumlah pengguna Canva melejit dengan banyak pengguna sebanyak 750.000. Saat ini ada lebih dari 10 juta pengguna yang terdaftar di Canva.

Dilansir dari Tek.id (23/03/2021), pada Mei 2019 Canva atau situs web desain grafis online yang memiliki banyak pengguna ini mengalami serangan dari oknum yang tidak bertanggung jawab yang telah mengekspos biodata pengguna milik 137 juta pengguna. Canva menyebutkan bahwa hacker telah berhasil membuka password sekitar 4 juta pengguna dan membagikannya di forum online. Pelaku dari peretasan data Canva ini adalah Gnostic Players yang terkenal di kalangan kekuatan siber. Pelaku menghubungi ZDnet mengenai insiden tersebut, pelaku juga mengatakan bahwa Canva sudah mendeteksi serangan yang mereka buat dan server yang datanya dibobol. Data yang dicuri pun meliputi user name, password, email, nama asli bahkan kota dan alamat tempat tinggal. Kejahatan siber seperti ini tidak hanya terjadi di Canva saja, melainkan terjadi di berbagai aplikasi lainnya. 

Berdasarkan data yang terdapat pada World's Biggest Data Breaches and Hacks, Canva merupakan peringkat ke 5 dari 10 perusahaan yang mengalami tingkat kebocoran data yang banyak pada 1 April 2019.

Menurut pakar digital security, Faisal Yahya dalam seminar daringnya, mengatakan bahwa kebocoran data dapat disebabkan oleh banyaknya jumlah data yang terus meningkat sehingga membuat sebuah ancaman semakin besar, hal ini biasanya mengikuti sesuai kondisi. Kebocoran data juga dapat dipicu oleh cyber economy. Sama halnya dengan kasus canva ini,  semakin banyaknya jumlah data yang terdaftar, maka sistem keamanannya pun mulai melemah.

Kebocoran data termasuk Cybercrime, karena hal ini merupakan kejahatan yang dilakukan melalui internet atau dunia maya (new media) yang dampaknya akan merugikan para korban yang datanya berhasil terekspos dan data-data yang dicuri dapat di jual di pasar gelap (dark web). Setelah kejadian kebocoran data tersebut, mungkin beberapa pengguna merasakan keraguan ketika ingin menginstal ulang aplikasi Canva, salah satunya pengguna yang berhasil diwawancarai mengenai bagaimana kepercayaan nya terhadap keamanan Canva sekarang setelah mengalami kebocoran data.

 "Awalnya saya ragu untuk menginstal Canva lagi karena takut terjadi kebocoran data seperti yang sebelumnya saya alami, tapi kalo lagi kepepet mau ga mau saya install ulang,  daftarnya dengan email bayangan." Kata Adin (20), salah satu pengguna yang mengalami kebocoran data. "Untuk sekarang sepertinya keamanan Canva mulai di perketat ya jadi kembali aman-aman saja, karena melihat bagaimana banyaknya data yang terdaftar, mungkin Canva telah meningkatkan keamanan nya untuk menjaga data-data penggunaan agar tidak terulang kembali kasus kebocoran data." tambahnya (Selasa, 6/4/2021).

Perusahaan Canva telah mengkonfirmasi insiden kebocoran tersebut dan kemudian menginformasikan kepada para pengguna untuk mengatur ulang data token OAuth serta mengganti kata sandi melalui so-called yaitu bentuk email marketing, selain itu Canva memberitahu bahwa insiden keamanan ini telah ditangani oleh FBI.

Selama masa tekhnologi lebih mudah diakses serta meningkatkanya permintaan informasi yang tinggi, kejahatan identitas telah menjadi kejahatan yang mudah dilakukan tanpa mengurangi rasa takut tertangkap maupun dituntut ( Mahmud, 2019).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun