Mohon tunggu...
Ayu Hendranata
Ayu Hendranata Mohon Tunggu... Wiraswasta - Nasionalist and Social Media Influencer

Financial planner & Enterpreneur

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Strategi Pemerintah untuk Mengamankan Pembiayaan APBN dan Pasar SBN

31 Mei 2018   09:27 Diperbarui: 31 Mei 2018   09:29 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kenaikan suku bunga jangka pendek the Fed sebesar 25 basis poin serta perang dagang antar Amerika Serikat dengan Tiongkok dipasar global dikhawatirkan akan menimbulkan terjadinya capital outflow dana asing yang disimpan dalam bentuk Obligasi Negara Indonesia. Selain itu, kenaikan suku bunga the Fed juga memicu kenaikan mata uang Amerika Serikat terhadap mata uang Indonesia sehingga mempengaruhi kenaikan imbal hasil (yield) SBN (Surat Berharga Negara). 

Sementara disisi lain, Bank Indonesia hingga akhir April 2018 lalu masih menahan suku bunga acuan yang tetap pada angka 4.25% dan update per mei ini sudah menjadi 4.75%. Kekhawatiran akan adanya pelarian dana asing dari Indonesia akibat kenaikan suku bunga jangka pendek the Fed diharapkan tidak terjadi mengingat kepemilikan asing atas Obligasi Negara Indonesia tercatat hanya mengalami penurunan sedikit dan tidak terlalu significan yaitu dari 39,82 % di bulan Desember 2017 menjadi 39,50% per tanggal 23 April 2018 lalu.

Kepanikan akan krisis global yang terjadi akibat kenaikan suku bunga serta kejadian lainnya sebenarnya tidak perlu menjadikan investor SBN panik. Sebagai bentuk komitmen pemerintah untuk melindungi investor obligasi negara terhadap goncangan ekonomi global yang dapat mengakibatkan keluarnya arus modal asing, telah dipersiapkan mekanisme Crisis Management Protocol (CMP) serta Bond Stabilization Framework (BSF) oleh Pemerintah.

CMP adalah  salah satu strategi fiskal pemerintah yang dibuat dengan tujuan memberikan peringatan jika krisis ekonomi global mulai berdampak ke Indonesia.

CMP  diatas terbagi atas tiga tahap (level) kondisi, yaitu :

1.kondisi Waspada

2.kondisi Siaga, dan

3.kondisi Krisis

Ketiga kondisi tersebut ditetapkan tentu dengan memperhatikan beberapa indikator di pasar keuangan, yakni:

1. Yield SUN seri benchmark

2. Nilai tukar rupiah terhadap valuta asing

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun