Mohon tunggu...
Ayu TazkiyaDini
Ayu TazkiyaDini Mohon Tunggu... Mahasiswa - TUGAS KULIAH

Mahasiswa iain pekalongan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hakikat Ilmu Pengetahuan

21 April 2021   19:29 Diperbarui: 21 April 2021   19:42 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama: Ayu Tazkiya Dini
NIM: 2120237
UTS FILSAFAT UMUM-G


HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN

Seringkali pengetahuan manusia itu tumpuk menumpuk atau tumpang tindih. Pengetahuan yang dimiliki itu sering sekali rumit dan saling berkaitan satu sama lain. Untuk membedakan jenis pengetahuan yang satu dari pengetahuan yang lain itu tidaklah mudah. Khazanah kehidupan manusia yang begitu luas memungkinkan menguasai segala pengetahuan. Satu orang yang lain menguasai berbagai ilmu pengetahuan dan ada yang menguasai secara sederhana hingga yang menguasai secara kompleks. 

Tiap-tiap pengetahuan itu tentu adanya berbagai ciri khas. Hal ini memungkinkan kita untuk mengenali dan memahami berbagai pengetahuan seperti ilmu pengetahuan, seni dan agama yang sudah dianut masing-masing. Seseorang dapat mengenal hakikat, sastra, dan budaya menurut kategori-kategori tertentu. Jika kita tidak mengenal kategori atau ciri-ciri tiap pengetahuan dengan benar maka kita tidak bisa memanfaatkan kegunaanya secara maksimal dan kadang kita bisa terjerumus.

Pengetahuan(knowledge) adalah sesuatu yang diketahui langsung dari pengalaman, bisa juga dilihat berdasarkan panca indra, dan diolah oleh akal budi secara spontan. Pengetahuan itu masih pada tatanan yang inderawi dan spontanitas, belum juga ditata melalui metode-metode yang jelas. Pada intinya, pengetahuan bersifat spontan, intuitif dan subjektif. 

Pengetahuan yang sesungguhnya berkaitan erat dengan kebenaran, yaitu kesesuaian antara pengetahuan yang dimiliki manusia itu sendiri dengan realitas yang ada pada objeknya. Namun, terkadang kebenaran yang ada dalam pengetahuan belum tertata secara rapi, dan belum teruji secara metodologis. Contohnya, orang yang melihat gunung meletus, itu pengetahuan. Orang yang merasakan gempa, lalu berlari keluar rumah itu pengetahuan. Pengetahuan masih sering bercampur dengan yang namanya insting.

Ilmu(sains) berasal dari bahasa latin scientin yang berarti knowladge. Ilmu yang dipahami seseorang itu memiliki proses penyelidikan yang berdisiplin tertentu. Ilmu mempunyai tujuan untuk memahami dan meramalkan gejala-gejala alam. Meramal bisa saja disebut sebagai sebuah proses. Meramal itu bisa saja melalui metode penafsiran. 

Ilmu Yang sebenarnya juga disebut sebuah pengetahuan, namun telah melalui proses yang penataanya sistematis. Ilmu telah mempunyai metodologi yang andal. Ilmu dan pengetahuan itu sering sekali berkaitan, hingga menghasilkan sebuah bentuk dunia ilmiah. Gabungan ilmu dan pengetahuan selalu terjadi di dalam penelitian apapun. Ilmu yang tanpa pengetahuan tentu akan sulit terjadi. Pengetahuan yang disertai dengan ilmu akan lebih jelas atau esensial.
Ilmu pengetahuan ialah ilmu-ilmu yang telah kembali diolah dengan disusun secara metodis, sistematis dan koheren. Ini disebut sebagai ciri-ciri ilmu penegetahua, yang dapat membedakan dengan pengetahuan biasa. 

Agar pengetahuan itu menjadi ilmu, maka pengetahuan yang tadi harus dipilih (menjadikan sesuatu bidang tertentu dan kenyataan) dan disusun secara sistematis, metodis serta konsisten. Pengetahuan dan ilmu pengetahuan tentunya berkaitan erat dengan yang namanya realitas. Seseorang yang mempelajari ilmu pengetahuan dan pengetahuan tentu akan menulusuri realitas-realitas secara cermat dan teliti. Hakikat kenyataan (realitas) itu memang bisa didekati dari sisi ontologi dengan dua macam sudut pandang yaitu kualitatif dan kuantitatif.

Atas dasar pencarian realitas, ilmu pengetahuan dan pengetahuan semakin kaya. Secara sederhana ontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang realitas atau kenyataan yang konkret bahkan juga secara kritis. Yang menarik para ilmuan itu yang dinamakan dengan realita. Ketika tidak adanya realitas, kita akan sulit menyebut dunia ini ada bermacam-macam bunga, air, jamur, angin dan lain-lain. Realitas pula yang hendak menyadarkan manusia hingga tahu, bahwa ketika seseorang minum teh, sebenarnya sedang menikmati air, bunga, daun dan lain sebagainya. Biarpun hanya minum kopi, sebenarnya manusia itu tengah berfikir ribuan orang yang menghasilkan kopi itu. Jadi kesimpulannya, ontologi akan menguraikan asal-usul sesuatu fenomena yang secara mendasar atas dasar-dasar yang fakta, data-data, dan metode-metode yang mantap.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun