Retorika awalnya dikenal sebagai seni berbicara, namun seiring waktu, ia berkembang menjadi ilmu berbicara. Retorika akhirnya diakui sebagai bagian dari tradisi komunikasi verbal dan nonverbal yang berkontribusi pada ilmu komunikasi. Dalam perkembangannya, retorika komunikasi modern mengintegrasikan pengetahuan, pemikiran, seni, dan kemampuan berbicara.
Retorika komunikasi dibagi menjadi dua: verbal dan nonverbal. Perbedaan ini terlihat dari penggunaan kata-kata serta bahasa tubuh, isyarat, pandangan mata, sentuhan, dan gerakan tubuh lainnya.
Retorika komunikasi verbal adalah proses penyampaian pesan secara lisan maupun tulisan, di mana bahasa yang digunakan terdengar indah, efektif, dan efisien. Bahasa ini bertujuan untuk memberikan informasi (informatif), memengaruhi atau membujuk (persuasif), dan menghibur (rekreatif).
Retorika komunikasi lisan adalah seni menyampaikan pesan melalui bahasa lisan secara efektif dan efisien. Pada era klasik, komunikasi lisan diartikan sebagai pengucapan kata-kata secara langsung dan tatap muka, seperti pidato dan ceramah.Â
Dengan munculnya media seperti televisi, radio, dan telepon, yang kemudian dikenal sebagai media konvensional, retorika komunikasi lisan semakin berkembang. Di era media sosial atau media baru, retorika komunikasi lisan kini dapat menggunakan platform seperti Instagram, Twitter, dan Facebook.
Retorika komunikasi tulisan melibatkan penulisan, pengetikan, dan pencetakan simbol seperti huruf dan angka untuk menyampaikan pesan dengan kata-kata yang menarik, estetik, efektif, dan efisien.
Di masa lalu, alat tulis yang digunakan bersifat manual, kemudian berkembang menjadi mesin ketik biasa, mesin ketik elektrik, dan kini menggunakan keyboard komputer, stylus, atau pena digital.
Media tulisan paling awal termasuk daun, kulit binatang, dan kertas. Sebelum tinta meluas, batu tulis lebih umum digunakan. Pada 1990-an, kapur tulis masih digunakan di banyak sekolah.
Media komunikasi tulisan terus berkembang. Pada 1906 di Jerman, koran pertama kali dikenal. Pada 1665, majalah muncul di Prancis, namun buku sudah ada jauh sebelumnya, sekitar 2400 SM di Mesir. Kini, menulis dapat dilakukan di media baru seperti Twitter, WhatsApp, dan Telegram.
Dengan demikian, retorika komunikasi kontemporer menyatukan pengetahuan, pemikiran, seni, dan kemampuan berbicara. Retorika tidak hanya seni berbicara dan menulis, tetapi juga ilmu berbicara dan menulis. Retorika menggabungkan keterampilan berbicara dan menulis dengan pengetahuan yang berbasis data dan riset.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H