Fakta bahwa Indonesia berada pada peringkat 70 dari 78 negara berdasarkan hasil PISA (Programme for International Student Asessment) pada bidang sains di akhir tahun 2019.Â
Menunjukan bahwa Indonesia berada pada peringkat yang rendah bahkan di antara negara-negara Asia Tenggara, Indonesia berada di posisi paling bawah bersama Filipina di peringkat terakhir bidang membaca serta skor sebelum terakhir di bidang matematika dan sains.
Melihat fakta tersebut, mendorong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyelenggarakan Gerakan Literasi Nasional (GLN) dalam upaya untuk meningkatkan kualitas hidup, persaingan, pengembangan karakter, dan keterampilan abad 21.Â
Gerakan tersebut diharuskan untuk dilaksanakan secara keseluruhan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.Â
Sebagai lembaga pendidikan tinggi yang memiliki fokus utama di bidang pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) akhirnya memberikan kontribusi dalam upaya peningkatakan indeks literasi nasional dengan menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Penulis melaksanakan KKN tersebut di TK IT Bunda Nur Kuningan.Â
Salah satu program kegiatannya yakni melakukan pendampingan pembelajaran daring siswa melalui Whatsapp Group dalam program literasi sains.
Sains untuk anak usia dini bukan diartikan sebagai belajar. Tetapi lebih kepada menumbuhkan keingintahuan, sifat kritis, teliti, dan eksplorasi untuk mencari jawaban dan berpikir secara teratur melalui beragam kegiatan yang menyenangkan.Â
Hal itu akan mendorong anak untuk memahami dunia dengan belajar secara menyenangkan tersebut.
Bermain sains untuk anak usia dini dilakukan sebagai pengembangan potensi yang ada di dalam dirinya. Selain itu, sains dapat melatih anak dalam mengenal beragam gejala benda dan peristiwa dengan melalui kegiatan melihat, merasa, membau, meraba, mengecap, dan mendengar.Â
Keterlibatan indera dalam pembelajaran menjadikan anak semakin mudah memahami apa yang dipelajari.
Salah satu upaya dalam mendorong literasi sains anak usia dini yaitu melalui eksperimen.Â
Karena pembelajaran dapat lebih efektif jika anak dilibatkan secara langsung dalam sebuah eksperimen. Anak akan lebih mudah menyerap pengetahuan, karena mereka cenderung akan mengingat apa yang pernah dilakukannya.