Mohon tunggu...
Ayu Wulansari
Ayu Wulansari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ayu Wulan sari (2022A1H026)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dampak Tuntutan Pendidikan Orangtua Terhadap Kesehatan Mental Anak

12 Juni 2024   14:01 Diperbarui: 13 Juni 2024   13:23 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan seorang anak, karena pendidikan merupakan salah satu aspek dalam upaya memperoleh pengetahuan, menambah keterampilan serta pembentukan pribadi yang berkualitas. Seiring dengan perkembangan, munculah berbagai persaingan dalam dunia pendidikan yang semakin ketat untuk membuktikan seberapa baik dan berkualitasnya diri seseorang.

Dalam era yang terus berkembang dengan kemajuan teknologi dan persaingan global yang dihadapi oleh anak, tentunya tuntutan terhadap prestasi akademik anak menjadi semakin penting bagi orang tua di seluru dunia. Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompleks banyak orang tua yang merasa terdorong untuk ikut memastikan bahwa anak-anak mereka berhasil meraih kesuksesan di masa depan.

Orang tua sering kali memiliki harapan dan keinginan yang tinggi untuk anak-anak mereka terutama dalam dunia pendidikan. Dorongan-dorongan dari orang tua ini berasal dari beberapa faktor misalnya tekanan sosial, mewujudkan keinginan yang tidak tercapai atau terpenuhi di kehidupan mereka serta keinginan untuk menjamin masa depan anak yang stabil.

Namun orang tua sekarang sering lupa bahwa terlalu banyak tentutan yang di berikan kepada anak dapat memberikan dampak yang negatif bagi kesehatan mental anak.

Tuntutan yang diberikan oleh orang tua sering kali meliputi ekspektasi akan prestasi akademis yang tinggi, anak-anak sering kali merasakan beban yang berat ketika mereka merasa harus memenuhi semua ekspektasi dari orang tua mereka, jika hal ini terus terjadi maka akan menimbulkan dampak negatif terhadap mental anak.

Beberapa dampak negatif yang mungkin terjadi antara lain; Pertama, depresi. Tuntutan yang terus-menurus terjadi merupakan faktor utama pemicu depresi pada anak, hal ini membuat anak merasa terjebak dan tertekan akan keinginan orang tuanya namun mereka akan terus-menerus berusaha untuk memenuhi keinginan dan harapan orang tuanya. Hal inilah yang pada akhirnya menyebabkan rasa putus asa dan kehilangan minat pada hal-hal yang seharusnya menyenangkan.

Kedua, stres dan kecemasan berlebihan. Sebagai hasil dari tuntutan yang terlalu tinggi anak-anak seringkali mengalami tingkat stres dan kecemasan yang berlebihan. Tentunya hal ini tidak sehat. Mereka mungkin merasa tertekan oleh harapan yang terus-menerus dari orang tua yang menyebabkan rasa takut akan kegagalan, serta merasa perlu untuk selalu tampil sempurna dan mencapai harapan yang sebenarnya tidak realistis, yang akhirnya menyebabkan stres dan kecemasan yang berlebihan.

Ketiga, penurunan kepercayaan diri. Saat anak-anak telah berusaha melakukan hal-hal yang baik namun malah terus menerus dikritik oleh orang tua, maka hal itu akan membuat mereka berpikir bahwa mereka telah gagal dalam memenuhi harapan orang tua bahkan merasa tidak cukup baik. Hal ini dapat menyebabkan rendahnya harga diri dan keyakinan diri yang buruk.

Keempat, kurangnya kemandirian. Anak-anak yang terlalu diatur dan diarahkan oleh orang tua sering kali membuat anak-anak kehilangan kebebasan dalam mengeksplorasi minat dan bakat mereka sendiri. Mereka mungkin merasa terjebak dalam pola pikir yang telah ditetapkan oleh orang tua dan cenderung kehilangan kemampuan untuk mengambil keputusan secara mandiri karena terlalu fokus pada pencapaian yang diinginkan oleh orang tua.

Untuk menangani masalah ini, maka penting bagi orang tua untuk memahami bahwa memberikan dukungan dan bimbingan kepada anak itu penting, namun tuntutan berlebih juga justru dapat merusak perkembangan anak, karena itu sebagai gantinya, orang tua perlu menciptakan lingkungan yang sehat dimana anak dapat belajar tanpa ada rasa takut.

Selain itu perlu juga adanya komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak. Anak harus merasa bahwa mereka dapat berbicara jujur tentang perasaan dan tekanan yang mereka hadapi. Dan untuk orang tua juga perlu memahami minat dan keinginan anak mereka, serta bisa memberikan dukungan penuh dalam pengembangan minat tersebut

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun