Mohon tunggu...
Ayu Mutiara
Ayu Mutiara Mohon Tunggu... -

seorang mahasiswa biasa yang ingin menjadi pemenang informasi sehingga nantinya dapat menaklukkan dunia :)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Drama Politik dimulai

24 Oktober 2011   14:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:33 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

drama politik bulan ini :


  1. Salah satu lembaga survei memperlihatkan 53,2 % masyarakat puas atas kinerja pemerintah saat ini
  2. Di lain pihak, sejak tahun 2009, hanya 3 janji kampanye dari 15 janji yang terpenuhi..
    jika 2 tahun 3 janji, apakah harus menunggu beberapa bahkan banyak tahun lagi untuk ke 15 janji itu?
  3. Reshuffle kabinet
    presiden menambahkan posisi baru, wakil menteri, yang diharapkan dapat mengoptimalkan kinerja kementerian..mencopot menteri satu kemudian menggantinya dengan menteri yang lain, memasukkan orang baru, dan di sini terjadi sedikit konflik kontrak antar partai politik
  4. Survei lain menunjukkan banyak partai telah menggelontorkan calon presiden untuk pemilu 2014, dan calon presiden yang diunggulkan merupakan orang-orang lama yang kita pun telah tahu riwayat perpolitikannya yang dinilai tidak membanggakan..
    Jadi, drama politik ini kapankah selesai dengan ending yang indah??
    Masyarakat membutuhkan kesejahteraan bukan sekedar warna indah bendera yang berwarna-warni..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun