Jika kau saat ini tertawa karena dewi fortuna sedang berpihak kepadamu
Ya, sudahlah
Aku hanya bisa diam
Karena aku manusia biasa
Manusia hina yang selalu kau rendahkan
Tak mengapa
Namun ketika tiba saatnya nanti
Saat purnama jelas tersembul dari awan hitam
Aku hanya bisa memandang
Memandang dalam kesunyian
Tertawalah sepuasmu
Menarilah seenak hatimu
Karena kau memang lagi bersenang-senang
Tak perlu kau pandangi aku yang sedang berduka
Tak perlu kau merasa iba
Karena aku sudah terbiasa dengan nestapa
Jadilah kau primadona
Namun awas
Jika kau terpeleset jatuh
Bangunlah, bangkitlah
Bangun dan berdirilah sendiri
Tak perlu kau menghiba di depanku
Karena aku hanya manusia hina yang akrab dengan nestapa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H