Jalan-jalan mengenal ragam budaya Indonesia selalu menarik. Selain menambah wawasan, mengenal ragam budaya membuat kita semakin menghargai perbedaan.Â
Perbedaan bukan dipandang sebagai sesuatu yang salah. Namun, semakin mengukuhkan pola pikir terhadap rasa persatuan dan kepada semboyan negara Bhineka Tunggal Ika alias berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Saat ini banyak beredar berita provokatif dan berita bohong di internet/sosial media yang sering membuat masyarakat jadi mudah berprasangka bahkan berselisih.Â
Di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk, mengenal ragam budaya dapat menjadi salah satu cara untuk menjadi pribadi yang semakin menghargai sesama dan bertoleransi. Semakin dini diperkenalkan sejak kanak-kanak, maka semakin terampil pula seseorang beradaptasi dan menghargai orang lain.
Akhir pekan atau liburan anak sekolah nanti apakah sudah ada rencana bepergian? Yuk, coba jelajah Banten mengenal suku Baduy di Desa Saba Budaya Baduy.Â
Desa ini terletak di Pasir Nangka Keboncau, Kenekes, Kec. Bojong Manik, Kab. Lebak-Banten. Jika berangkat dari Lebak Bulus/ Pondok Indah/Bintaro/Serpong dapat melalui Tol Tangerang -- Merak sekitar 3,5jam berkendara.
Mengenal Suku Baduy di Banten
Nama 'Baduy' berawal dari sebutan para peneliti Belanda masa lalu yang mempersamakan mereka dengan kelompok Arab Badawi yaitu masyarakat yang berpindah-pindah (nomaden). Orang Baduy juga suka menyebut dirinya sebagai 'Urang Kanekes' (Orang Kanekes) karena mereka hidup di desa Kanekes, Banten - Jawa Barat.
Suku Baduy terbagi dua menjadi Baduy Luar dan Baduy Dalam. Keberadaan suku Baduy Luar dan Baduy Dalam ditandai melalui warna pakaian. Sehari-hari orang Baduy masih berpakaian tradisional. Berwarna hitam dan biru untuk suku Baduy Luar; berwarna putih untuk Suku Baduy Dalam. Perempuan dari Suku Baduy Luar juga mengenakan kain batik hitam biru untuk pakaian sehari-hari.