Masyarakat pasti sudah tidak asing dengan film, drama Korea dan lagu-lagu K-Pop yang hits. Taukah kamu jika film, drama, dan lagu berawal dari tulisan? Bertema “Korea - Indonesia Forwards to New 50 Years”, Indonesia International Book Fair (IIBF) digelar meriah tanggal 27 September–1 Oktober 2023. Acara ini diselenggarakan oleh Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) bertempat di Hall 1, Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City- Tangerang.
Sekilas tentang IIBF, pameran buku ini rutin diadakan secara tahunan sejak tahun 1980 oleh Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI). Peserta pameran beragam dari Indonesia dan negara-negara sahabat. Acara dapat dihadiri oleh penulis, mahasiswa, dosen, penggiat industri kreatif, anak-anak dan umum. IIBF 2023 kali ini bekerjasama dengan Korean Cultural Center Indonesia (KCCI) dalam rangka merayakan hubungan diplomatik 50 tahun Indonesia–Korea. Acara dihadiri oleh tamu kehormatan yaitu para penulis, seniman kaligrafi, dan penggiat literasi dari Korea.
Apa yang bisa didapatkan di IIBF 2023? Kamu bisa berwisata literasi, seperti menyimak berbagai diskusi penerbitan dan penulisan, menyaksikan pembacaan puisi, serta hadir di peluncuran buku dari penulis mancanegara. Selain itu, hadir pula pameran budaya dari negara sahabat seperti Thailand, Malaysia, China, Iran, dan lainnya. Ingin tambah wawasan? Kamu bisa ikut Seminar & Workshop. Acara ini dimeriahkan dengan Jumpa Penulis, Indonesia Rights Fair, IKAPI Awards, Cosplay Carnival dan beragam lomba. Tiket masuk gratis sehingga pengunjung dapat eksplor sepuasnya dari hari pertama sampai hari terakhir. Seperti apa serunya? Simak di bawah ini!
Pembacaan puisi dibawakan secara kolaboratif antara penyair Korea dan Indonesia (28/09/2023). Penyairnya adalah In Sook Chae, Nenden Lilis A., Willy Fahmy Agiska, Putu Fajar Arcana, dan Farra Yanuar. Di panggung utama, para penyair Indonesia bergantian membaca puisi dalam bahasa Indonesia dan In Sook Chae membaca dalam bahasa Korea. Beberapa puisi yang dibaca seperti “Drupadi” karya Putu Fajar Arcana, “Dataran Tinggi Dieng” karya In Sook Chae.
Putu Fajar Arcana menyampaikan bahwa ribuan buku telah diterbitkan oleh penerbit Indonesia, namun di Korea berjuta-juta buku diterbitkan layaknya industri dengan jumlah pembaca spektakuler! Indonesia dapat belajar dari Korea untuk memajukan literasi dan bertukar pikiran melalui sastra. “Semoga nantinya karya bahasa Indonesia yang diterjemahkan ke dalam bahasa Korea juga semakin banyak,” tambah In Sook Chae.
Selanjutnya, bincang bertajuk “Women in Asian Publishing Industry: Navigating Challenges, Embracing Opportunities” sangat menarik disimak. Chao Lei – Member of The Board of Beijing Publishing Group Co. Ltd. (China), Beatrice Yong-in Lin – Co-Founder & Managing Director of CO.MINT (Korea), Duangporn Sudhisomboon – Executive ChairmanPhetraguy Co. Ltd. (Thailand), Rosidayati Rozalina – Advisory Board PublisHer (Indonesia), para perempuan ini berbagi kisah perjuangan karir mereka di bidang literasi dan bisnis penerbitan. Kesimpulannya, para perempuan hendaknya adaptif, komunikatif, dan percaya diri untuk meraih berbagai kesempatan di dunia penerbitan.