Mohon tunggu...
Ayu Saptarika
Ayu Saptarika Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Novelis '3 ON 3', BusDev, Traveller, Instagram: @ayuliqui

For writing inquiries DM my Instagram @ayuliqui. Book sell at Kinokuniya Grand Indonesia. E-book '3 ON 3' at Lontara Apps.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pesona Sumba Barat Daya dan Isu Kemanusiaan

2 November 2019   10:35 Diperbarui: 4 November 2019   09:14 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ronaldus Asto Dadut S.KM (tenun biru) Pendiri JRUK Sumba. Sumber: Dok. Ronaldus Asto

Festival Pasola. Sumber: Jeffrey Sukardi
Festival Pasola. Sumber: Jeffrey Sukardi

Menurut laporan Sumba Barat Daya Dalam Angka 2019, kabupaten ini memiliki 11 kecamatan dengan proyeksi jumlah penduduk di tahun 2018 (usia 0 - >75 tahun) sebesar 338.427 orang.  Jumlah sekolah negeri dan swasta di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2018/2019: TK 96 unit sekolah, SD 248 unit sekolah, SMP 97 unit sekolah, SMA 21 unit sekolah, dan SMK 34 unit sekolah.

Survey Angkatan Kerja Nasional 2018 menyatakan penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja di kabupaten Sumba Barat Daya berjumlah 155.953 orang. Dari jumlah itu yang tamat SD sebanyak 38.203 orang, tidak punya ijasah SD 59.724, tamat SMP/Paket B 26.442 orang, tamat SMA/ Paket C 23.396 orang, tamat Diploma I/II/II 1.448 orang, dan tamat D IV/S1 sebanyak 6.740 orang.

Pesona Sumba Barat Daya. Sumber: Jeffrey Sukardi
Pesona Sumba Barat Daya. Sumber: Jeffrey Sukardi

Dari survey tersebut dapat disimpulkan jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja dan tamat Diploma dan S1 hanya sekitar 5% saja. Turut dikemukakan lapangan usaha terbanyak pertama adalah pertanian, kehutanan, perburuan, dan penggalian sebesar 118.488 orang; terbanyak ke-2 bidang manufaktur 8.583 orang; terbanyak ke-3 bidang jasa pendidikan, kesehatan, dan kegiatan sosial 7.630 orang. 

Komunitas JRUK Sumba

Keprihatinan atas keterbelakangan penduduk Sumba Barat Daya menggugah Ronaldus Asto Dadut, S.KM melakukan gerakan kemanusiaan. Pemuda kelahiran tahun 1992 ini dengan sukarela memberi edukasi tentang bahaya perdagangan manusia yang merugikan dan melanggar HAM. Tata cara menjadi tenaga kerja sesuai aturan turut ia sampaikan saat memberi edukasi pada warga lokal.

Pada tanggal 14 Oktober 2014, ia mendirikan komunitas yang diberi nama Jaringan Relawan Untuk Kemanusiaan Sumba (disingkat JRUK Sumba). Fokus dari kegiatan komunitas ini adalah edukasi warga lokal mengenai perdagangan manusia, pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, merintis rumah baca dan tentu saja bervisi untuk Sumba yang lebih baik.

Ronaldus Asto Dadut S.KM (tenun biru) Pendiri JRUK Sumba. Sumber: Dok. Ronaldus Asto
Ronaldus Asto Dadut S.KM (tenun biru) Pendiri JRUK Sumba. Sumber: Dok. Ronaldus Asto

"Awalnya, gerakan ini saya lakukan sukarela bersama Suster Marcela. Kami berkunjung ke desa-desa dan memberi penyuluhan gratis tentang bahaya perdagangan manusia," jelas pria yang akrab dipanggil Asto, peraih penghargaan Satu Indonesia Awards 2017 PT. Astra Internasional Tbk., Bidang Kesehatan.

Sebagai informasi, Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards merupakan penghargaan bagi generasi muda yang tak kenal lelah memberi manfaat bagi masyarakat di seluruh penjuru tanah air. Adapun kegiatan ini merupakan bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) PT. Astra International Tbk. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun