Jalan asyik bebas pegal bukan hal yang mustahil bagi penggemar bepergian. Wisata domestik atau internasional keduanya merupakan agenda favorit bagi banyak orang. Intinya sederhana, refreshing dari rutinitas harian untuk melepas lelah. Saya pun bercita-cita bisa pergi keliling Indonesia dan keliling dunia. Rencana inipun sudah secara bertahap saya lakukan sejak duduk di bangku kuliah hingga sekarang.
Saya ingin berbagi pengalaman saat bepergian sendiri di penghujung bulan September 2017. Liburan singkat yang penting perjalanannya menyenangkan hati. Oiya, izinkan saya berbagi beberapa potret pribadi saat tamasya ya... Jalan-jalan saya kali ini dalam rangka mencari suasana baru dan fokus berwisata ke tempat yang asri. Kriteria tempat yang dikunjungi tidak perlu jauh dari Jakarta. Punya banyak pemandangan hijau, tempat makan enak, dan udara segar adalah yang dicari. Saya memutuskan pergi ke Bandung dan menginap semalam. The Lodge Maribaya, Tebing Keraton daerah Taman Hutan Raya Ir. Juanda, dan berkeliling Dago merupakan tujuannya.
Bagi saya, Bandung merupakan salah satu destinasi yang selalu enak dikunjungi berulang kali bersama teman, keluarga, maupun untuk solo traveling. Sesuai tujuan bepergian yaitu mencari suasana baru, maka saya mencoba penginapan yang belum pernah disinggahi. Setelah browsingmelalui jasa pesan online, pilihan saya jatuh kepada Ivory by Ayola Hotel yang terletak di Jl. Bahureksa. Dari peta lokasi yang ditampilkan website, hotel ini tak jauh dari Dago, dekat Jl. Progo, dan Jl. Riau tempat berbagai Factory Outlet serta restoran favorit sehingga memudahkan saya jalan-jalan, berbelanja, dan hang out.
Perjalanan ke Bandung cukup macet, sekitar 5 jam dari Jakarta naik jasa travel mini bus meski bukan akhir pekan. Saat sampai di Bandung, pegal sekali rasanya badan ini karena duduk lama! Untungnya saya bawa Geliga Krim. Langsung saya oleskan Geliga Krim pada area pinggang, bahu, dan leher untuk membebaskan dari rasa pegal agar tetap fit saat berkeliling kota kembang. Krim hangat ini tidak lengket sehingga tidak menodai baju dan mengganggu penampilan. Di tempat perhentian, terlihat teman saya sudah menjemput dan siap mengantar ke destinasi pertama, The Lodge Maribaya di Lembang. Kebetulan teman saya orang Bandung dan sudah lama tak jumpa. Saat mengabarkan ingin singgah, ia bersedia mengantar saya berkeliling.
Penulis di The Lodge Maribaya, Bandung. Sumber : Dok. Pribadi
Bermacet-macet ria tadi pagi tidak masalah ketika melihat hamparan perbukitan pinus hijau yang cantik di The Lodge. Tempat
wisata ini turut menawarkan
spotmenarik untuk berfoto dan bermain seperti : sepeda layang dan ayunan di ketinggian yang wajib dicoba. Para staff The Lodge mengoperasikan setiap permainan dengan profesional dan dilengkapi peralatan
safety.
Oiya, ada fotografer
inhouse yang siap memotret wisatawan saat bermain. Di pintu keluar, pengunjung dapat melihat hasil jepretan fotografer
inhouse, lalu pilih foto untuk dicetak dan dibawa pulang. Jangan lupa mengambil
free drink berupa susu segar dingin untuk melepas dahaga di gerbang akhir.
Penulis Menikmati Ayunan di Ketinggian, The Lodge Maribaya. Sumber : Dok. Pribadi
Selesai rekreasi di The Lodge, perut saya lapar sebab tak terasa sudah setengah tiga sore. Saya memutuskan untuk makan siang di Cafe D'Pakar yang beralamat di Dago Pakar Utara. Mata sekaligus perut saya terasa dimanjakan saat melihat pemandangan hutan rimbun di sekeliling restoran ini sambil mencicip menu lezat hidangan lokal dan internasional. Saya hirup udara segar dan merasakan sungguh luar biasa anugerah Yang Kuasa. Di tempat ini, pengunjung bisa makan sambil bersantai di area rerumputan menikmati semilir angin sejuk dari lembah.
Eits, hati-hati jangan ketiduran!
Cafe D'Pakar, Bandung. Sumber : Dok. Pribadi
Selesai mengisi perut, perjalanan dilanjutkan ke Tebing Keraton. Ini pertama kali saya mengunjunginya. Destinasi berada di kawasan Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda, Desa Ciburial, Bandung Barat. Objek wisata Tebing Keraton tidak dapat dicapai langsung. Di kawasan ini, mobil/motor pengunjung harus parkir di tempat parkir yang telah disediakan terlebih dahulu. Selanjutnya, pengunjung menyewa jasa ojek untuk sampai ke atas tebing dan kembali lagi ke parkiran. Mau jalan kaki juga bisa bila kuat berjalan jauh. Harap membawa jaket sebab jalan ke atas menanjak dan berangin. Begitu pula saat turun tebing, jalanan curam dan berbatu.
Sesampainya di atas Tebing, saya merasa takjub dengan pemandangannya. Tebing dengan hamparan pohon hijau di depannya, berhias semburat oranye matahari senja berpayung kumpulan awan. Mungkin inilah salah satu alasan mengapa disebut Tebing Keraton sebab menyuguhkan pemandangan kelas aristokrat yang anggun. Karena sudah sore, hanya terlihat beberapa orang di sini. Momen indah ini pun tak lupa saya abadikan dengan kamera.Â
Penulis di Tebing Keraton, Bandung. Sumber : Dok. Pribadi
Ketika sedang asyik mengambil foto, tiba-tiba awan gelap datang dan tetesan hujan turun. Saya cepat lari ke arah pos pintu keluar untuk berteduh. Sayangnya, hujan deras mengguyur. Lebih dari 15 menit menunggu, hujan tak kunjung reda. Sementara itu, tempat ini akan tutup. Saya tidak punya pilihan selain kembali ke tempat parkir bersama bang ojek yang tadi mengantar. Sambil hujan-hujanan disertai angin dingin, saya menuruni jalan curam berbatu bersama bang ojek.
Deg-degan juga rasanya, takut motor tergelincir! Sampai di parkiran, saya dan teman benar-benar basah kuyup. Saya langsung masuk mobil dan ia mengantar saya ke hotel untuk
check-in.Â
Senja di Tebing Keraton, Bandung. Sumber : Dok. Pribadi
Proses
check-in hotel berjalan lancar. Teman saya memilih beristirahat dan minum jus di
lobby hotel sambil menunggu saya bersih-bersih. Lari-larian berpacu dengan hujan di Tebing Keraton, membuat kaki saya nyeri padahal masih mau keluar lagi untuk makan malam. Di kamar, saya oleskan
Geliga Krim pada kedua kaki yang ototnya nyeri. Hangatnya krim meresap cepat sehingga langkah kaki saya lebih ringan dan siap
hang out makan malam.
Saya lanjutkan perjalanan di kota kembang bersama teman untuk mencicip kopi hangat dan menikmati hidangan sup jamur di Hummingbird, Jl. Progo, yang hanya berjarak 15 menit dari hotel. Setelah makan bersama, ia mengantar saya kembali ke hotel untuk beristirahat. Besok ia akan jemput saya lagi untuk berkeliling.
Lihat Travel Story Selengkapnya