Bahaya Lalat yang Menghinggapi Makanan Terbuka
Bahaya Lalat di Makanan
Musim hujan ini tidak hanya populasi nyamuk saja yang meningkat begitu juga dengan populasi lalat. Lalat adalah sebagai vektor  pembawa penyakit yang hidup di lingkungan kotor seperti tempat sampah, kotoran hewan, atau saluran pembuangan. Ketika lalat hinggap di makanan, Bakteri yang dibawa oleh lalat yaitu seperti Salmonella, Escherichia coli (E. coli), dan Shigella sering ditemukan pada lalat. Terdapat virus, dan parasit yang menempel di tubuh atau kakinya.
Lalat mempunyai peranan penting dalam penyeberan penyakit karena dapat menularkan 100 jenis patogen yang dapat mengakibatkan penyakit pada manusia. Patogen penyakit biasanya terbawa oleh lalat dari berbagai sumber seperti sisa-sisa kotoran, tempat pembuangan sampah, dan sumber-sumber kotoran yang lain, kemudian patogen-patogen yang melekat pada mulut dan bagian bagian tubuh lainnya dipindahkan ke makanan manusia (Dantje T. Sambel, 2009:136-137). Beberapa penyakit akibat lalat antara lain diarrhea, dysenterie basillaris, typhus abdominalis, amoebiasis, cholera, ascaris, dan ancylostomiasis (Depkes RI, 2001:5, Srisari Gandahusada, 2003:243).
Lebih berbahaya lagi, lalat memiliki kebiasaan memuntahkan cairan pencernaan mereka ke makanan untuk melarutkannya sebelum dimakan. Proses ini dapat meninggalkan patogen berbahaya di makanan Anda.
 Telur Lalat di Makanan
Ketika makanan dibiarkan terbuka terlalu lama, lalat berpotensi meletakkan telurnya di sana. Telur lalat ini sering kali sangat kecil sehingga sulit dilihat dengan mata telanjang. Jika makanan yang terkontaminasi ini tidak sengaja dimakan, risiko keracunan makanan atau infeksi saluran pencernaan menjadi lebih besar. Dalam kondisi yang mendukung, telur-telur ini dapat menetas menjadi larva (belatung) dalam waktu kurang dari 24 jam.
 Dampak Kesehatan
Konsumsi makanan yang telah terkontaminasi oleh lalat dapat menyebabkan:
1. Keracunan Makanan: Gejala seperti mual, muntah, diare, dan sakit perut.