Mohon tunggu...
NurAysah Abbas
NurAysah Abbas Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Hujan Asam

4 September 2017   21:19 Diperbarui: 4 September 2017   21:50 1666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Di alam ini ada banyak sekali jenis hujan yang dapat terjadi, salah satunya adalah hujan asam. Hujan asam termasuk dalam kategori hujan jika dilihat dari segi bentuknya. Istilah hujan asam pertama kali digunakan oleh Robert Angus Smith 1872 ketika sedang menguraikan keadaan di Manchester, sebuah daerah industri yang terletak di bagian utara Ingrris. Hal tersebut terbukti dari buku yang berjudul, "Air and Rain: The Beginning of Chemical Technology". Lantas, apa definisi sesungguhnya dari hujan asam? Hujan asam dapat diartikan sebagai hujan yang mempunyai tingkat keasaman atau pH kurang dari 5.6 Hujan asam sebenarnya dapat mencegah pemanasan global sebab dapat memantulkan sinar matahari keluar atmosfer bumi sehingga dapat mencegah kenaikan temperatur bumi. Tetapi, efek samping yang ditimbulkan oleh hujan asam jauh lebih berbahaya dari pemanasan global. 

        Hujan asam dapat disebabkan oleh alam,seperti letusan gunung berapi dan kebakaran hutan yang alamiah atau dari aktivitas manusia. Sebagai contoh, polusi kendaraan, pembakaran belerang, dan pembangkit listrik. Hal-hal tersebut dapat menghasilkan sejumlah gas berbahaya, seperti kabondioksida, karbonmonoksida, gas sulfur dioksida, dan hidrogen sulfida. Tidak hanya itu, aktivitas pertanian juga berpengaruh dalam membentuk senyawa asam nitrogen berupa garam-garam amonia hasil reaksi kotoran hewan yang mengandung NH3 dan pupuk urea pada tanah. Kemudian, di lain sisi juga terjadi penguapan air karena pemanasan sinar matahari.

Setelah itu, apabila karbondioksida dan karbonmonoksida yang ada di atmosfer bertemu dengan uap air maka akan membentuk asam karbonat yang termasuk asam lemah sedangkan uap air yang bertemu dengan sulfur dioksida atau hidrogen sulfida akan membentuk asam sulfat yang merupakan asam kuat. Dari sini, senyawa-senyawa yang telah bertemu dibawa oleh angin ke tempat yang jauh dari sumbernya dan semakin menjauh ke atas. Di atas, mereka membentuk gumpalan-gumpalan dalam wujud awan. Ketika awan-awan tersebut telah mencapai titik puncak dari kejenuhannya, maka gumpalan tersebut mulai menjatuhkan titik-titik airnya sebagai wujud dari hujan asam. 

         Sebagai akibat dari kandungan asam yang berlebihan pada hujan asam, banyak sekali kerugian yang terjadi di muka bumi. Di danau sendiri, tingginya tingkat keasaman hujan sangat berpengaruh pada keberadaan bioata perairan. Tingkat keasaman tinggi dapat mengakibatkan beberapa hal, seperti terhambatnya produksi enzim dari larva ikan untuk keluar dari telurnya, mudahnya terjadi pengikatan logam beracun yang dapat menyebabkan ikan-ikan sulit bernapas, serta dapat mematikan phytoplankton yang merupakan sumber makanan ikan. Pada akhirnya, kuantitas ikan dapat mengalami penurunan dan lama-kelamaan rantai makanan perairan akan terputus. Efek lainnya yaitu menyebabkan zat lilin pada tumbuhan menjadi hancur sehingga nutrisi yang terkandung pada tumbuhan akan hilang dan mudah terserang penyakit. Bagi manusia, kemungkinan terburuknya yaitu menderita berbagai macam penyakit, seperti ganguan pernapasan dan juga penyakit kulit. Adapun jika dilihat dari segi infrastruktur, bangunan pun banyak yang mendapat imbasnya, seperti karat pada dinding.

         Jika aktivitas manusia yang menjadi penyebab hujan asam tersebut tidak segera dikurangi, maka kehidupan di bumi ini akan semakin hancur dan mempersulit pertumbuhan makhluk hidup baik di darat maupun di laut.

 Daftar Pustaka

 Yatim, Erni M. 2007. Dampak dan Pengendalian Hujan Asam di Indonesia. Diperoleh dari: http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/24. Diakses pada: 2 September 2017. 

Kurniawan, Annas. 2011. Makalah Hujan Asam (Acid Rain). Diperoleh dari: https://annaskurniawan.wordpress.com/2011/06/01/makalah-hujan-asam-acid-rain/. Diakses pada: 2 September 2017.

Iryani, Ani, dan Sutanto. 2011. Hujan Asam dan Perubahan Kadar Nitrat dan Sulfat dalam Air Sumur di Wilayah Industri Bogor. Diperoleh dari: http://jurnal.batan.go.id/index.php/jtpl/article/view/291/278. Diakses pada: 2 September 2017.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun