Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

"Mengapa Pasangan Saya Sulit Merasa Bahagia?" Ternyata ini Alasannya

12 Januari 2025   08:13 Diperbarui: 13 Januari 2025   09:24 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi: Pexels/Andrew Neel

Pernahkah Anda bertanya-tanya dalam hati: mengapa pasangan saya sulit bahagia? Padahal sudah dikelilingi berbagai kemudahan dan rezeki.

Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan kebahagiaan ialah suatu kondisi di saat pikiran dan perasaan kita dalam keadaan senang, memiliki ketentraman dalam hidup secara lahir dan batin yang maknanya adalah untuk meningkatkan visi diri.

Seringkali kebahagiaan dipandang sebagai sesuatu yang berasal dari luar diri individu. Karir yang cemerlang, kedudukan terpandang, kekayaan berlimpah, serta pencapaian-pencapaian lainnya, dianggap sebagai beberapa alasan seseorang hidup bahagia. 

Bagaimana jika tidak?

Suatu ketika saya menemukan keterangan dari dr. Elvine Gunawan, Sp. KJ di laman media sosial Instagram menyebutkan bahwa penyebab seseorang mengalami sulit merasa bahagia, sulit merasa bersyukur, adalah karena kekurangan neotransmiter dopamin dan seretonin.

Hmm, saya tertarik dengan informasi ini. Mari kita telusuri bersama.

Apa itu dopamin?

Dopamin, atau yang disebut juga "neurotransmiter penghargaan", adalah molekul kimia yang bertugas memberikan perasaan senang ketika seseorang menang lomba, misalnya. Dengan kata lain, kekurangan dopamin dapat menghilangkan motivasi, rasa puas, dan sulit menikmati hal-hal yang bisa menyenangkan.

Sedangkan serotonin, merupakan molekul kimia lainnya yang mengatur suasana hati. Kekurangan serotonin sering dikaitkan dengan perasaan sedih, cemas, ovt, dan kurangnya kemampuan untuk merasakan kedamaian/rasa syukur.

Keduanya, memengaruhi sistem limbik di otak (yang bertanggung jawab atas emosi) dan korteks prefrontal (yang mengatur pemikiran rasional). 

Jika kadar dopamin dan seretonin rendah, akan mempengaruhi hormon oksitosin (hormon kasih sayang) yang menyebabkan ketidakseimbangan emosional. Itulah mengapa seseorang bisa lebih fokus pada kekurangan atau kesulitan, daripada hal-hal positif.

Apa yang dapat kita lakukan agar aktivitas biokimia dalam tubuh berjalan seimbang?

Menerapkan pola makan yang sehat 

Mari pahami terlebih dahulu apa itu aktivitas biokimia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun