Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepotong Rumah

26 Oktober 2024   22:50 Diperbarui: 27 Oktober 2024   05:01 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Teena White dari Pinterest 

Mikaila, dia adalah istri baru suamiku. Posturnya menarik, dengan tidak terlalu tinggi dan badannya berisi. Kulitnya putih bersih, rambut hitam berombak, serta bola mata hitam.

Tetapi, di mataku dia sama sekali tidak menarik karena wajahnya tidak ekspresif. Mikaila juga butuh terlalu banyak waktu sebelum menjawab apapun yang ditanyakan kepadanya. Tampak terlalu banyak pikir, meskipun pertanyaannya adalah: apakah kau dan anakmu sudah makan siang?

Sebelum menikah dengan suamiku, Mikaila memang pernah bersuami. Namun saat kelahiran anak pertamanya, dia ditinggalkan begitu saja, demi wanita lain. 

Dulu, saat pertama kali mendengar rencana suamiku menikah lagi, aku mengajaknya berbicara secara terbuka. Sebagai istri, tentu aku menolak keinginannya ini. Aku merasa tersakiti, dan ingin mencari sebuah keadilan dari jawaban suamiku. Namun ternyata niatnya menikahi Mikaila, sudah tidak dapat dibendung lagi. 

"Jangan khawatir. Ayah akan tetap menyayangi keluarga kita." 

"Apa alasan Ayah ingin menikah lagi?"

"Ayah kasihan pada Mikaila dan anaknya. Hanya itu."

"Ayah..."

"Ini sudah menjadi keputusan ayah. Sudah, ayah ingin istirahat!"

Hanya itu yang kudapatkan. Rasanya sangat menyakitkan mendapat pengabaian ini. Suamiku harus peduli dengan nasib Mikaila dan anaknya, tanpa memikirkan apakah setelah itu aku akan baik-baik saja, atau tidak. Apakah aku benar-benar bisa menerimanya lahir dan batin, atau tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun