Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Sopan Santun Bertamu, Ajarkan Sejak Dini pada Anak

6 Juni 2023   20:31 Diperbarui: 7 Juni 2023   09:38 1508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang tua mengajarkan anak tidak berbisik-bisik di hadapan tian rumah. Sebaliknya, orang tua juga harus menghindari hal yang sama. Apa yang ingin disampaikan hendaknya tidak bersifat hasut, sehingga dapat diucapkan secara biasa.

Tidak lancang menyentuh barang-barang, atau berdiri memandang ke dalam kamar

Sebagian anak tampak tidak ragu-ragu "menjelajah" rumah orang lain. Rasa ingin tahu yang dimiliki membawanya ke penjuru rumah tanpa rasa aneh.

Dalam hal ini orang tua tidak boleh menganggap anaknya pemberani.

Sebaliknya, anak diajarkan mana area untuk tamu, dan mana area privasi pemilik rumah. Menghormati tuan rumah akan menimbulkan perasaan nyaman bagi kedua pihak.

Tidak memperlihatkan wajah masam atau cemberut

Huffpost dari Pinterest
Huffpost dari Pinterest
Suasana hati anak yang ceria bisa tiba-tiba berubah saat merasakan hal yang tidak disukainya. Misalnya, sebelum sampai di rumah yang akan dikunjungi, si kecil minta dibelikan es krim yang kebetulan dilihatnya. 

Karena terburu-buru orang tua biasanya mengatakan, "Nanti ya Nak, kalau kita pulang kita beli es krimnya dua."

Apa yang terjadi kemudian? Si kecil akan memperlihatkan wajah masam atau cemberut selama kunjungan.

Dalam kasus ini, jika orang tua memang sangat terburu-buru, sebaiknya memberikan pengertian pada anak dan orang tua juga tidak menunda keinginan anak terlalu lama. 

Tidak menolak minuman ataupun makanan yang disuguhkan, kecuali memang dihindari berkaitan dengan kesehatan

Anak-anak pada dasarnya berada di bawah kendali orang tua. Saat melakukan kunjungan ke rumah teman atau kerabat, bujuklah anak-anak untuk mencicipi makanan atau minuman yang disuguhkan tuan rumah. 

Gunakan berbagai pilihan kata yang santun dan mengena dengan hatinya. Misalnya, "Ini enak banget loh Dek, rasa stroberi. Tante Almaide sangat pandai membuat kue. Ibu aja ngga seenak ini kue buatannya. Yuk dicoba satu...." (sementara selama ini si kecil meyakini kue buatan ibunya yang paling enak). Atau semacamnya.

Saran saya, orang tua tidak memaksa anak-anak melakukan sesuatu untuk menyenangkan hati orang lain, apalagi diiringi mata melotot. Pastinya bukan sebuah pendidikan yang akan diterimanya. Sampaikan semua pengajaran tenteng pekerti dengan cara yang baik pula.

Tidak menumpahkan minuman atau menjatuhkan remah-remah kue ke lantai 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun