Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Bersikaplah Dewasa, Ini Dampak Konflik Orangtua bagi Anak Anda

2 Januari 2023   05:18 Diperbarui: 2 Januari 2023   05:37 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanpa bermaksud membenarkan sikap istri yang suka memarahi suaminya, dan meski seorang suami bukanlah seorang nabi yang memiliki kemuliaan akhlak sedemikian; saya ingin mengajak masing-masing kita agar memperbaiki cara berumah tangga dan berkomunikasi dengan pasangan. Sebab di atas semua itu, ada kebaikan anak-anak yang penting untuk dijaga kedua orang tuanya.

Kunci untuk menghadapi karakter dan kelemahan istri adalah sabar. 

Nabi SAW bersabar mendengarkan celoteh istrinya karena menghormati dan memahami istrinya yaitu Aisyah r.a dan Hafsah. 

Di hadapan kedua istrinya, beliau tidak memperingatkan tentang kedudukannya sebagai kekasih Allah SWT, sebagai Utusan Allah SWT, dan juga sebagai suami yang patut mendapatkan penghormatan dari istrinya. Sementara kita mengetahui salah satu dakwah beliau mengatakan para istri wajib taat kepada suaminya. 

Sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no.488, menyebutkan berapa kali para suami memaafkan pembantu di rumah tangganya, dalam konteks ini termasuk istri. Selengkapnya di sini.

Dampak psikis bagi anak-anak 

Sebuah keluarga adalah tempat anak-anak bisa mendapatkan kasih sayang dan rasa aman. Di sanalah mereka tumbuh, berkembang, dan belajar pertama kali.

Jika suasana rumah diliputi ketegangan karena ayah dan ibu intens terlibat cekcok, apalagi jika disertai teriakan, bentakan, makian, maupun suara benda-benda dibanting dan dilemparkan, maka tidak heran jika kelak anak-anak akan menjelma pribadi yang kasar, bengis, dan kejam.

Dari situs pelayanan kementerian kesehatan disebutkan dampak pertengkaran/konflik orang tua yaitu

  • Anak merasa sedih, kecewa, bahkan malu di hadapan teman-temannya. Pada akhirnya ia merasa tidak percaya diri di tengah pertemanannya sendiri
  • Anak merasa berjarak dengan orang tua, baik secara fisik maupun emosional
  • Anak merasa kesepian, dan merasakan penolakan dari keluarga
  • Anak menjadi depresi secara mental, apatis, dan memberontak. Melawan kepada guru, tidak menaati aturan sekolah, sering bolos, dan tidak semangat belajar
  • Secara psikososial ia kerap mencari masalah dengan temannya, membandingkan dirinya, dan sebagainya. 

Cepat atau lambat hal ini akan mendorong potensi tindak kriminal bagi anak di masa-masa mendatang. Mulanya mereka akan terjerumus pada narkoba dan minum alkohol. Bayangkan jika ini menimpa jumlah besar anak-anak Indonesia, bagaimana dengan masa depan negeri tercinta?

Dilaporkan pada tahun 2017 saja, Indonesia memiliki angka perceraian tertinggi di Asia Pasifik.

Pada tahun 2015, perceraian di Indonesia tercatat sebanyak 350 ribu kasus. Namun pada 2020, presentasenya meningkat sebanyak 6,4 persen. Dan pada tahun 2021 sudah menjadi 580 ribu kasus. Selengkapnya di sini.

Bersikaplah dewasa selaku orang tua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun