Beberapa tahun yang lalu saat aku menerima cinta kakak kelas, Ismail, ide ini sedikitpun tidak terpikirkan. Apalagi aku juga masih unyu-unyu waktu itu. Jadi yang kupikirkan hanya yang indah-indah saja.
Nah, suatu hari, Ismail membawa kabar yang bikin copot jantung. Mamanya ingin kenalan denganku. Hah?!
"Elo dan mama akan bertemu di sebuah rumah makan. Hanya kita bertiga, sebab papa berhalangan hadir."
Eh, aduh, bikin galau aja.
Jujur saja, yang merisaukan hatiku bukanlah pakaian apa yang akan kupakai nanti, tapi jati diri seperti apa yang harus kutunjukkan.Â
Kalau "setelan" yang asli, mungkin aku akan segera tereliminasi. Kalau aku pura-pura jaim, duh berapa lama aku tahan memakai topeng.
Oh, tidak! Aku menutup mataku dengan kedua tangan. Ampun daaah...
"Tenang aja, mama orangnya baik banget kok. Lagian, mama cuma ingin tahu seperti apa sosok gadis yang sedang dekat dengan anak semata wayangnya. Ngga lebih!"
Aku termangu. Apa iya?
*