"Ya. Sekelompok orang telah merusaknya. Burung-burung menjadi tidak tenang membuat sarangnya," kata gadis itu lagi.
Kali ini wajahmu yang tampak nelangsa.
Seekor belalang melompat ke atas daun. Dia butuh tempat untuk menyembunyikan telur-telurnya. Juga makanan. Bagaimana kalau hamparan rumput ini sampai hilang?
Kamu lalu melihat ke bukit sebelah sana. Tidak seluruhnya berwarna hijau. Hutan kayu itu mulai lenyap. Di kejauhan, terlihat tanah kering itu lebih mirip kulit kentang.
Kamu dan gadis itu lalu menyusuri jalan setapak. Angin semilir menerbangkan kekacauan dalam hati.Â
"Danau biru yang sangat indah!" katamu takjub. Semangatmu timbul lagi.
Gadis bernama Windu itu tersenyum. Dia mencelupkan tangannya ke dalam air, seperti mencari-cari sesuatu.Â
"Ini anak kura-kura. Kau pernah melihatnya?"
"Hmm, ya. Di kebun binatang. Tapi tidak seimut ini.Â
Boleh kupegang?"
Kamu lalu menimang anak kura-kura itu. Kamu tertawa-tawa, gembira bercampur senang.Â