Pemikir yang berlebihan mengalami kesulitan dalam memprioritaskan masalah mereka serta sulit memahami masalah apa yang berada dalam kendali mereka- Deborah Serani, psikolog dan staf pengajar senior Universitas Adelphi, New York-
Overthinking, dalam ilmu psikologi diartikan sebagai aktivitas berpikir secara berlebihan serta mendalam, sehingga dapat mendorong stres yang berdampak pada kesehatan mental.
Maka tidak heran jika overthinking digolongkan sebagai gangguan psikologi (psychological disorder) yang dapat memengaruhi kesehatan fisik seseorang.
Lalu, bisakah overthinking dikelola dengan hobi menulis?
Menurut laporan CNN Indonesia, menulis jurnal, baik berupa cerita maupun gambar, dengan media kertas maupun komputer, sebanyak tiga kali sepekan selama dua belas minggu, dapat meningkatkan rasa bahagia serta mengurangi gejala depresi pada penderita gangguan kecemasan. Nah, menarik, bukan?
Selengkapnya baca di sini
Menulis, dapat dimaknai secara sederhana ketika seseorang mencatat ke dalam buku diary-nya tentang apa yang dilakukannya sehari ini. Dengan siapa dia bertemu, atau sebuah peristiwa mengesankan yang dia alami.
Pengalaman saya
Pada suatu ketika, saya merasa jenuh karena rutinitas yang berulang, serta tidak adanya tantangan di dalamnya.
Ternyata hal ini mendapat reaksi negatip dari pasangan hidup saya. Suami merasa saya sedang mempertaruhkan keutuhan kami untuk hal-hal buruk di luar sana. Terlalu berpikir jauh, bukan?
Dengan situasi yang tidak menguntungkan ini, saya melakukan hobi yang sudah lama tidak tersentuh, yaitu menulis.Â
Saya membuat blog pribadi dan mulai menulis artikel ringan tentang merawat bayi. Saat itu saya terdorong karena seorang teman di perantauan membutuhkannya.Â