Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Yang Tersayang, Soledad

11 Juli 2022   08:23 Diperbarui: 11 Juli 2022   08:25 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Yang Tersayang, Soledad|foto: gyclli.tumblr.com

Kamu agak tertegun, berulang kali mendengar sapaan seperti itu dari senior di komunitas kalian.

Senior itu, Tuan Max dan istrinya yang sudah sepuh, begitu penyayang dan hangat kepada semua orang. Apakah sapaan seperti itu memang pantas untuk Soledad?

Kamu sedikit cemburu, dan mulai mencari tahu arti namanya. Ternyata sesuai, Soledad adalah wanita penyendiri. 

Lalu apa kelebihan wanita yang lebih muda darimu itu?

Kamu mulai mematut diri di muka cermin, menatap keindahan wajah yang selalu dipuja orang-orang di sekelilingmu.

Lalu wajah Soledad seperti menembus cermin di hadapanmu. Kulit pipinya yang putih, rambut ikal coklat yang bersinar, bola mata yang menatap teduh, suara yang santun, itukah yang memikat Tuan Max dan istrinya?

Kamu mulai geram. Kamu tidak suka ada sapaan yang tersayang untuk orang lain. Sebab kamu pun tidak kalah istimewa dalam semua hal. Kecerdasan, wawasan, kehangatan dan juga keanggunan.

Kamu mulai menelusuri hidup Soledad melalui media sosialnya. Sama sepertimu, dia juga mempunyai akun di sana-sini, dan kalian saling follow sejak lama.

Kamu membuka beberapa postingan milik rivalmu itu, dan mendapati narasi dalam kontennya sebenarnya tidak lebih baik dari apa yang kamu unggah. Soledad tampil menginspirasi, kamu pun demikian. Bedanya, kamu punya banyak sekali teman dan Soledad hanya mempunyai sedikit teman.

"Apakah karena ini?" kamu bertanya dalam hati. Matamu tertuju pada dua gadis kecil, cantik dan imut. "Jadi Soledad mempunyai dua putri yang direbut oleh mantan suaminya?" kamu terperanjat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun