Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepotong Kue Semalam

27 Juni 2022   12:13 Diperbarui: 27 Juni 2022   22:33 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepotong Kue Semalam | foto: Christiann Koepke/Pinterest

Suasana rumah sakit mencekam. Hening tanpa suara sedikitpun. Wajah-wajah kaku menunggu, berharap pria itu segera sadar.

Perjamuan pesta ulang tahun Julia kemarin, secara mengejutkan berubah menjadi kasus yang bisa saja menyeretnya ke polisi. Siapa yang mau?

Dan benar saja, sebelum sore dua petugas datang menemui Julia untuk meminta keterangan. Mereka mengobrol di taman tak jauh dari ruang dimana Bastian dirawat intensif.

"Jadi kue yang dimakannya kau sebut Almond Cake Topped with Black Currant Jam. Apa kau masih punya sisanya di lemari pendingin?" tanya salah seorang petugas sambil membaca kertas di tangannya.

Julia mengerucutkan bibirnya. Mentang-mentang dia ganteng, bukan berarti Julia tak merasa muak melihat sikapnya.

"Jujur saja kami ngiler membayangkan bahan-bahan yang tertulis di sini. Kue itu kelihatan sangat enak, dan seharusnya temanmu itu tidak terkapar sama sekali setelah memakannya, bukan?"

Julia ternganga, lalu mendengus sebal.

"Coba dengar.
3/4 cangkir tepung almond halus
3/4 cangkir tepung kemiri
1 cangkir tepung kue
1,5 cangkir mentega
2 cangkir gula untuk taburan
Telur, pasta vanila, garam, soda kue, krim fraiche..." temannya ikut-ikutan membaca apa yang ditulis gadis itu. 

Susah payah Julia mengandalkan imajinasi dan pengalamannya dalam baking kue, kini resep itu bocor ke tangan kedua polisi di hadapannya.

"Krim fraiche?" tanya yang bertubuh tegap.

"Itu adalah krim tradisional dari Perancis," Julia menjawab spontan. Huff, dasar kepo, makinya dalam hati.

"Bisa tolong deskripsikan seperti apa rasanya?" yang bertubuh kurus mengerling. 

"Seperti rasa kekacang-kacangan, sedikit asam, sedikit pedas, dengan tekstur lembut seperti custard," sahut Julia mulai panik. Apakah dari bahan-bahan itu ada yang beracun atau semacam kadaluwarsa?

*

Malam itu Julia susah sekali memejamkan mata. Bukan saja karena Bastian terus saja koma, dan mungkin sebentar lagi tewas. Tapi juga karena kamar yang sempit dan pengap. Dia diharuskan menginap di kantor polisi, menunggu jadwal besok pagi.

Ini adalah pesta ulang tahun yang gawat, rutuknya dalam hati. Dia pikir kue super enak tersebut bisa merangsang mulut orang yang menelannya, serta-merta mengeluarkan kata-kata pujian. Dan hampir semua tamu memang menanyakan resepnya.

Mulanya Julia sangat puas mendengar mereka memujinya secara membabi buta. Jelas ini adalah hasil uji coba yang memakan waktu dan biaya tidak sedikit. 

Dia akan membagikan resep tersebut di website miliknya, begitu acara selesai dan dia cukup beristirahat. Tapi ternyata rencananya meleset.

*

"Selamat pagi Nona Julia. Kami harap Anda siap untuk penyidikan hari ini," kata seorang polisi berpakaian lengkap. 

Statusmu masih sebagai saksi, jadi jangan terlalu tegang, yaa..."  

Julia memperhatikan petugas di depannya. Tatapan matanya begitu lembut, tapi bibirnya tak pernah membentuk senyuman. Siapa yang tahu? Mungkin dia bukan polisi yang ramah.

"Pertama-tama tolong ceritakan tentang meringue, yang tertulis di sini."

Sesaat gadis itu menghela nafas. 

"Itu adalah adonan busa manis yang terbuat dari putih telur dan gula. Biar kuberitahu trik di dalamnya.

Kocok putih telur yang bersuhu ruang, dan jangan terburu-buru menambahkan gula ke dalamnya. Jadi jangan gunakan telur dari lemari pendingin.

Panaskan oven sampai 400 derajat, dan siapkan loyang delapan inci. Boleh juga masukkan beberapa sendok makan gula pasir di sekitarnya untuk lapisan samping dan bawah.

Tahap dua, kocok mentega dan gula dengan mixer listrik selama empat menit dengan kecepatan sedang, sampai adonan ringan dan mengembang.

Siapkan mangkuk lain dan kocok delapan telur yang sudah disiapkan. Masukkan satu per satu telur kocok secara perlahan ke dalam adonan yang masih di-mix dengan kecepatan sedang.

Tahap selanjutnya, siapkan mangkuk berisi soda kue, garam, dan tepung. Kocok agar tercampur rata.

Ubah kecepatan mixer ke rendah, lalu masukkan 1/3 cangkir adonan kering. Jangan over mix, ya.

Matikan mixer dan keluarkan mangkuk adonan. Tambahkan krim fraiche dengan bantuan spatula.

Siapkan wajan berminyak, lalu tambahkan setengah dari adonan. Ratakan.

Tambahkan 2/3 cangkir selai yang sudah dibuat pada hari sebelumnya. Biarkan dingin, dan tekan-tekan dengan pisau agar rasa dan warna menyerap pada kue di bawahnya.

Masukkan sisa adonan ke wajan tetapi hanya 2/3 penuh, ya. Ratakan dengan lembut.

Anda boleh menaburkan sedikit gula pasir di permukaannya sebelum memanggang dalam oven selama 15 menit. 

Turunkan suhu oven menjadi 340 derajat selama 50 menit atau periksa dengan bantuan tusuk gigi. 

Apabila tusuk gigi bersih dan tidak basah karena adonan, artinya kue sudah matang dan Anda harus menunggu 20 menit supaya dingin.

Lepaskan kue dari loyang dengan hati-hati, dan tambahkan 2/3 cangkir selai lagi di atasnya.

Jika Anda melapisinya dengan meringue di atasnya, maka tidak heran jika orang-orang mengatakan ini kue super enak. 

Selesai."

Julia melepaskan bahunya saat membuang nafas lega. Ternyata penyidikan hari ini lebih mirip kelas baking gratis di kantor polisi. Tidak seru!

Tiba-tiba polisi berkumis yang sejak tadi berdiri dan melipat tangan di perut, bergerak mendekati Julia.

"Pada bagian mana serbuk sari ditaburkan sampai Bastian Swift bisa roboh setelah memakannya, Nona?" tanya orang itu galak.

"Serbuk sari?" kepala Julia berdenyut.

"Ya. Bastian Swift alergi serbuk sari karena dia menderita sakut jantung. Apa kau tidak tahu?" petugas di depannya bertanya. Nadanya terdengar lembut sama seperti tatapannya. 

(jangan bilang kalau dia jatuh cinta setelah ulang tahun ke-17, kemarin)

"Pak, aku sama sekali tidak menaburkan serbuk sari pada kue Bastian."

"Lalu?"

"Sebenarnya aku hanya iri karena artikel yang ditulis Ivy selalu meraih Artikel Utama di situs tempat kami menulis," ungkap Julia mulai menangis.

"Tunggu. Siapa Ivy?"

"Dia pacar Bastian. Kami bertiga dan yang lainnya tergabung dalam sebuah situs tentang kuliner. Akhir-akhir ini Ivy selalu melampaui kami semua.

Sepertinya kue untuk Ivy justru dihabiskan pacarnya."

Beberapa petugas penyidik saling berpandangan. 

Kecuali Julia, sejak semalam mereka sudah mendapat informasi dari rumah sakit. Pria itu, Bastian Swift, sudah sadar dan hanya perlu sedikit pemulihan.

Kota Kayu, 27 Juni 2022

Cerpen Ayra Amirah untuk Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun