Akhir-akhir ini, hujan sering menyandera keluarga bersama anak-anak mereka dalam rumah. Berbagai aktivitas dilakukan sebisa mungkin membuat hati senang, meski terkurung dalam ruang.Â
Di luar sana, tanah kering dan akar-akar pohon sangat mendamba datangnya air untuk melestarikan kehidupan.Â
Begitulah, semalam hujan dan angin menari bebas membentuk cerita tersendiri. Namun pagi ini dia sudah pergi sama sekali.
Dengan senang hati, saya menggandeng tangan si kecil dan mengajaknya berjalan-jalan tak jauh dari rumah.Â
Tiba-tiba langkah terhenti. Kami menemukan bunga yang biasanya banyak tumbuh di semak sebelah sana. Ya, kami sudah tidak asing dengannya sejak tiga tahun terakhir tinggal di Handil Kopi, sebuah daerah berpasir dekat pinggiran hutan.
"Kantong semar!" si kecil memekik.
Ya, ini adalah tumbuhan kantong semar (nepenthes) yang tidak dijumpai di sembarang tempat. Beberapa dari jenis tumbuhan ini mampu hidup di daerah yang minim unsur hara serta meskipun hanya mempunyai sedikit kandungan air tanah. Sebagian membutuhkan tempat yang lembab dan sebagian lagi membutuhkan sinar matahari langsung.
Mengapa diberi nama Kantong Semar?
Sebagai tumbuhan di alam liar yang mempunyai keunikan bentuk, nama kantong semar adalah sebutan yang tidak kalah unik.Â
Tidak seperti tumbuhan lain yang umumnya terdiri dari batang, daun dan bunga, kantong semar benar-benar mempunyai banyak "kantong" yang dilengkapi cairan untuk mengundang serangga datang, serta penutup di atasnya.Â
Kantong ini mengingatkan pada perut gendut tokoh wayang, Semar, bukan?