"Ternyata kau suami yang amat menyebalkan!" hardik Lussy seraya melemparkan bantal ke sofa kosong di sebelahnya.
Entah sudah berapa kali Lussy dan suaminya terlibat pertengkaran. Pemicunya jelas masalah sepele. Karena Lussy lupa membeli selai kacang saat belanja bulanan, warna lipstiknya dinilai terlalu atraktif, atau anggapan dirinya terlalu lama berada di depan laptop.
Ternyata, pernikahan tidaklah seindah apa yang pernah dibayangkan oleh Lussy. Suami yang sabar, romantis, juga pengertian. Apalagi untuk jenis manja seperti dirinya. Lussy butuh pasangan sempurna.
Terkadang ia merasa pening, jika harus menghubungkan dengan ketidakhadiran buah hati di antara mereka. Mungkinkah suaminya mulai bosan menunggu?
Di dalam kamar, fantasi wanita itu berkeliaran ke jalan-jalan. Apakah tidak ada lelaki baik di luar sana yang bisa menerimanya setulus hati?
*
Pagi yang dingin di bulan Desember, terasa semakin menggigit saja. Lussy memasang wajah masa bodoh, ketika tidak sengaja suaminya menumpahkan kopi di atas meja.
"Sayang, tolong kau bersihkan ini yaa..." pinta suami Lussy. Namun wanita itu memilih beranjak meninggalkan sarapannya, berjalan menuju pintu.
Seorang kurir menyerahkan nota kecil untuk ditandatangani. Sepaket bunga favoritnya telah tiba dengan selamat.Â
"Hmm, apakah aku bermimpi?"Â tanya Lussy dalam hati.