Menjadi depresi, tentu setiap orang berupaya untuk menghindarinya. Ada stigma negatip, cap buruk serta konotasi tak elok lainnya yang melekat. Salah sedikit, penderitanya akan segera ditinggalkan orang-orang yang tadinya peduli dan sayang.Â
Apa itu depresi?
Aaron T. Beck and Brad A. Alford (2009) dalam bukunya Depression: Causes and Treatment mengatakan depresi merujuk pada gangguan psikologis termasuk penyimpangan perasaan, kognitif, dan perilaku individu. Penderitanya merasakan kesedihan, kesendirian, menurunnya konsep diri, yang berujung menarik diri dari lingkungan sosialnya.
Lebih dari tanggapan yang buruk saja, depresi, patut dipahami oleh semua orang. Jika saya atau Anda tidak terseret ke titik ini, Anda dapat membantu mereka pulih, berapapun dampaknya.
Idealnya, setiap permasalahan bisa dicarikan jalan keluarnya. Keyakinan ini membantu menjauhkan depresi dari individu yang terpuruk.
Alasan terpenting menghindarkan depresi dari hidup Anda
Depresi merupakan gangguan mental yang mengancam penderitanya ke arah perilaku bunuh diri. Bayangkan bila itu menimpa orang yang kita sayangi. Sangat mengerikan!
Mengakhiri hidup di tengah kemelut yang sulit, tidak menghilangkan masalah sama sekali. Segera bangkit dan menghindarkan depresi antara lain dengan cara bersyukur.
Penting bagi setiap individu agar merasa bersyukur, sejak mulai bangun tidur sampai akan tidur lagi.Â
Sebagaimana diketahui, perasaan apapun yang tidak menguntungkan, selalu bersumber pada cara pandang yang keliru. Sebaliknya, bersyukur adalah senjata untuk menjauhkan rasa frustasi serta membina mental yang sehat.
Contoh dekat, saat seorang ibu kehilangan bayinya yang meninggal karena prematur. Jika menganggap takdir hidupnya sangat tidak adil, maka dengan mudah ia akan dilanda depresi. Seharusnya, kenyataan pahit yang menimpa, dapat mendorongnya berpikir tentang "ujian" yang harus diterima dengan jiwa besar, dan bukan "kesialan".Â