Pertemuan tidak sengaja dengan laki-laki yang ada dalam masa lalunya, di sebuah butik saat ia memilih kebaya untuk Julia, ibarat petir di siang bolong yang mengagetkannya.
Mas Satrio tiba-tiba muncul di depan mata dan meraih tangannya. Tampak binar kebahagiaan di mata pria itu. Namun tidak dengan Bu Jihan.
Tangisnya pecah dan amarahnya meledak. Ia sudah mengubur pria ini dalam-dalam. Ia sangat benci pada pria yang mencampakkannya selama ini. Bu Jihan berlari pulang, sebelum wanita kaya itu keluar dari ruang ganti dan menampar wajahnya sekali lagi.
"Tidak!" bisiknya lesu di dalam kamar. Semua sudah terlambat. Ia tidak akan menerima Mas Satrio dalam hidupnya dan Jihan. Ia tidak ingin membuka pintu masa lalu yang sudah terkunci.
SELESAIÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H