Musim hujan belum berakhir
Di sana-sini banjir mengalir
Pengguna jalan menghentikan laju kendaraan
Mengingat-ingat arah manakah yang masih aman
Lama berpikir
Akhirnya memanyunkan bibir
Coba balik arah
Daripada kendaraan tenggelam, lebih parah
Ini bukan pertama kali
tapi sering terjadi
Bukan soal hujan yang turun
atau parit penuh sampahÂ
Masyarakat sudah hafal
Banyak tambang batubara ilegal
Muara Badak, Palaran dan terbaru Makroman
Bisnis emas hitamÂ
menciptakan kisah kelamÂ
Sihannya benua etamÂ
Dengar petani padi mengeluh
Sumber airnya tak lagi penuh
Ada metana dari lubang galian
Tanah tercemar tak karuan
Nelayan keramba juga gelisah
Terminal muatan bikin susah
Ikan-ikan berpindah
Kerugian dibayar murah
Sampai kapan kita rasakan
Belum lagi danau bekas galian
Selalu saja diitinggalkanÂ
Anak-anak anggap pemandian
Padahal nyawa jadi ancaman
Sekarang pulang kerja kebanjiran
Terpaksa kendaraan putar haluan
Mana perut kelaparan
Orang rumah menunggu kebingungan
__________________
Prosa liris lingkungan adalah puisi tanpa bait atau prosa tentang lingkungan, dengan irama puisi yang melukiskan perasaan pengarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H