Kupilih diam dan tak ingin menyapamu. Meski pagi bersinar menyapa semua orang di sana. Dingin dalam kemurungan yang engkau ciptakan. Seakan aku lupa tentang gelak tawa antara kita.
Aku diam, meski ingin juga engkau mendengar. Semoga engkau tak lupa bagaimana semalam hujan turun deras. Membasahi luka-luka yang tak kau pedulikan. Aku dihempaskan sepi dan rindu.
Ketika rinai-rinai hujan pun pergi, aku terbawa ke alam mimpi. Ketika semua serangga berhenti saling berbunyi, saat itulah engkau datang mengetuk pintu. Dengan seikat bunga-bunga keterasingan.
Badai sekarang sudah berlalu. Matahari menjemput kekasihnya di ujung-ujung daun. Tapi aku memilih diam dan tak ingin menyapamu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H