Biar batihang haur asal rumah saurang, tihang ulin mun rumah urang
Terjemahan bebas: rumah kita tiangnya kayu biasa, tapi milik kita. Sekalipun tiangnya ulin, adalah kepunyaan orang lain.
Maknanya : Barang kepunyaan sendiri biar bagaimanapun keadaannya, lebih berguna daripada barang baik tapi milik orang lain
Suku Banjar (bahasa Banjar: urang Banjar) adalah suku mayoritas yang mendiami wilayah Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Tengah dan sebagian Kalimantan Timur.Â
Banyak juga ditemui di daerah lain seperti Riau, Jambi, Sumatera Utara dan semenanjung Malaysia, karena migrasi pada abad ke-19 ke kepulauan Melayu.
Mereka adalah suku yang memegang teguh adat warisan leluhur. Salah satunya adalah peribahasa.
Di kalangan suku Banjar yang hidup bersahaja di pehumaan (kebun), rumah-rumah umumnya terbuat dari kayu. Apalagi pulau Kalimantan mempunyai hasil melimpah yang berasal dari hutan berupa kayu.
Maka tidak aneh, bila peribahasa ini membawa-bawa kayu ulin sebagai simbol hal yang dianggap hebat.
Bukan rahasia, kayu ulin (eusideroxylon zwageri) disebut juga kayu besi, merupakan salah satu jenis yang terbaik dan awet sampai ratusan tahun.
Dulu, suku Banjar membangun rumah panggung dari bahan kayu ulin karena disesuaikan dengan kondisi alam dan cuaca. Namun dalam perkembangannya, rumah ulin banyak diminati karena mempunyai prestise dan keindahan tersendiri.