Hari ini, 17 Mei, diperingati sebagai hari buku nasional. Â Saya pun tertarik melakukan flash back, mengingat ke masa kecil, buku apa gerangan yang saya sukai saat itu?
Tak muluk-muluk, karena yang Bapak saya mampu beli pada saat itu hanyalah beberapa majalah bekas. Meski demikian, sangat berarti mengusir kesepian karena ditinggal ibu bekerja seharian. Juga, mulai melatih saya berimajinasi tentang kehidupan yang bahagia itu seperti apa.
Kompasianer seangkatan atau lebih "senior" dari saya, pastinya sudah tidak asing. Tetapi untuk yang lebih muda dari saya, yuk saya perkenalkan pada majalah Bobo, hehee.
Bobo, majalah era '80an tentang keluarga kelinci
Majalah Bobo, terbit pertama kali pada tahun 1973. Isinya beberapa kisah bergambar (cergam) yang berisi nilai moral yang penting dimiliki anak-anak. Sebut saja Bobo si keluarga kelinci- Oki dan Nirmala dari negeri dongeng- Paman Kikuk, Husin dan Asta- Juwita dan si Sirik-serta Bona, gajah kecil berbelalai panjang.
Majalah anak atau bisa disebut buku anak ini, dibuat untuk versi Indonesia (penerbit Kelompok Kompas Gramedia), tentu saja dengan penambahan yang disesuaikan. Sementara majalah serupa, berasal dari negeri Belanda (penerbit: Blink.nl). Keduanya bekerja sama dengan bentuk awal berupa terjemahan.
Slogan bacaan populer anak ini adalah Teman Bermain dan Belajar. Ia meng-edukasi lewat bacaan menarik serta permainan.
Generasi milenial mungkin pernah melihat, maskot majalah Bobo adalah seekor kelinci berwarna biru dengan sweater merah. Karakternya sebagai anak yang baik, rajin dan juga berani. Ia mempunyai ayah, ibu, adik perempuan (yang kemudian diadaptasi bernama Coreng), serta seorang teman yang diadaptasi bernama Doni.
Dalam perkembangannya dari tahun ke tahun, majalah Bobo banyak mengadakan acara dan pelatihan-pelatihan, serta beberapa kali membuka situs.
Ada banyak rubrik, dalam majalah yang terbit mingguan ini, antara lain: cermis, cerpen, dongeng, arena kecil, flora, fauna, film, bahkan komik Donal Bebek.