Sebenarnya tidak demikian. Hanya saja, pertikaian atau permusuhan ini, lebih mengarah pada konflik serta permusuhan. Kedua pihak tentunya tidak perlu berebut perhatian seseorang yang memang tidak ada.
Pertanyaannya, mengapa anak-anak yang bersaudara membutuhkan persaingan serta perhatian khusus dari orang tuanya?
Beberapa hal yang membentuk pola pikir mereka adalah:
- perasaan dimanja itu menyenangkan. Maka mereka berlomba-lomba mencari perhatian
- lebih dekat pada orang tua akan mempermudah mendapatkan apa yang diinginkan
- populer di mata orang tua, akan mendatangkan banyak pujian
- buruk di mata orang tua, akan dibenci dan selalu dimarahi
Ini artinya, peran orang tua dalam pola asuh yang sehat, akan menjauhkan anak dari rasa bersaing dan cemburu. Anak tak perlu mendominasi untuk bisa mendapatkan keistimewaan demi keistimewaan. Sebaliknya, pola asuh yang keliru, akan menjerumuskan anak-anak dengan sendirinya.
Kita dapat membantu anak-anak menjadi pribadi yang penyayang satu sama lain, dengan memperlakukan mereka secara sama. Tidak ada yang dijadikan anak kesayangan atau anak emas.
Berbagai keadaan yang melekat pada diri anak, bukan untuk mendorong perlakuan timpang maupun pilih kasih di antara mereka. Tetapi sebagai kekayaan batin bagaimana orang tua tetap bersyukur kepada yang Mahamemberi.
Mencegah sibling rivalry sejak dini, dengan tidak memandang "biasa" persaingan dan pertengkaran di masa kanak-kanak, diharapkan dapat menghindarkan akibat yang tidak diinginkan nantinya.Â
Mulailah dengan membantu menyelesaikan setiap "gesekan" di antara anak-anak dengan lemah-lembut dan proporsional.Â
Dr. Sigmund Norr mengatakan, orang tua lebih cenderung menginginkan anaknya tidak bertengkar. Tetapi yang mendasar adalah bagaimana mengajarkan keterampilan menghentikan persaingan di antara anak-anak (sumber).
Inilah inti sari dari menjadi orang tua. Berkejaran dengan anak-anak yang juga sedang belajar. Lebih bersemangat untuk mencetak generasi yang cinta damai dan bijaksana. Jauh dari rasa iri serta persaingan yang tidak berguna. Semoga kita dimudahkan.
Salam hangat,
Ayra Amirah