Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Ketika Bekicot "Makan Malam" di Kebun Sayur Anda

13 Maret 2021   05:21 Diperbarui: 16 Maret 2021   19:44 1862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bekicot adalah sumber nutrisi bagi mentog (foto: Juni)

Bekicot (Achatina fulica) bagi sebagian orang mungkin menjijikkan. Padahal ia sama saja dengan hewan ciptaan Allah swt lainnya. Tak jarang, hewan bercangkang ini dianggap sebagai hama petani. 

Jika Anda pernah dirugikan hewan yang satu ini, pasti segera membenarkan yaa...

Siput darat bertubuh lunak ini memang sangat menggemari daerah lembab atau becek seperti sawah dan kebun sayur. Terlebih karena di sana terdapat menu makan malamnya.

Yup! Bekicot akan berkeliaran di waktu malam, dan melahap banyak sayuran yang mengandung air. Sawi, seledri dan paprika contohnya.

Tanaman seledri (foto: Juni)
Tanaman seledri (foto: Juni)

Saya mempunyai seorang sahabat yang bersedia berbagi cerita. Namanya Juni, asal Surakarta.

Suatu malam, ia merasa gelisah dan terpanggil menengok kebun kecilnya. Spontan ia pun melangkahkan kaki untuk mengusir rasa penasaran. Dan benar saja, ia kedatangan tamu tak diundang ini.

Akhirnya Juni tahu siapa yang merusak tanaman paprikanya beberapa waktu lalu. Dialah bekicot.

Tanaman Paprika yang rusak(foto: Juni)
Tanaman Paprika yang rusak(foto: Juni)

Tanpa membuang waktu, malam itu, Juni segera mengumpulkan satu per satu "tamu" yang sedianya akan makan malam di kebun sayurnya. Ia menyebutnya geng bekicot.

Setelah terkumpul, ia merasa lega juga. Setidaknya kebun sayurnya terselamatkan malam ini.

Tapi eits, salah satu bekicot menarik perhatian Juni karena ukurannya paling besar. Ia pun berinisiatif menimbang sang kepala geng.

Bekicot paling besar (foto: Juni)
Bekicot paling besar (foto: Juni)

Juni juga mengakumulasi berapa jumlah keseluruhan. Sambil berpikir-pikir rencana yang cocok untuk hewan mollusca ini.

Ternyata beratnya lebih dari 1 kg (foto: Juni)
Ternyata beratnya lebih dari 1 kg (foto: Juni)

Banyak cara untuk membuat bekicot mati. Salah satunya bila diberikan larutan garam. Atau jika ingin lebih bermanfaat, Juni bisa memberikan pada ternak bebeknya yang disebut mentog. 

Bekicot adalah sumber nutrisi bagi mentog (foto: Juni)
Bekicot adalah sumber nutrisi bagi mentog (foto: Juni)

Bicara tentang manfaat, bekicot memang memiliki banyak sekali manfaat kesehatan. Antara lain untuk menghindari risiko anemia dan kelelahan, merangsang hormon bahagia, serta memperbaiki otot, bagi olahragawan.

Lendirnya, sekalipun tampak menjijikkan, juga bermanfaat untuk menyembuhkan luka sayatan. Selain itu, untuk mengatasi jerawat serta flek hitam(sumber info).

Dalam penjualannya, ada yang ingin membeli khusus daging bekicot saja, ada pula yang menginginkan dengan cangkangnya. Tentu saja cangkang bekicot memiliki manfaat, antara lain sebagai obat penderita sakit tumor. Tidak jarang, mereka menjadikannya sebagai bahan dasar pembuatan obat.

Nah, karena manfaatnya itu pula, sebagian orang telah mengkonsumsi bekicot. 

Di Perancis sana, bekicot menjadi santapan istimewa di restoran mewah yang disebut escargot.

Di Indonesia sendiri, bekicot telah banyak dibudidayakan karena memiliki peluang bisnis yang baik.

Juni, sahabat saya, pada dasarnya menganggap bekicot tak bermaksud merugikan siapa pun termasuk petani sayur seperti dirinya. Para bekicot hanya merasa hidup di alam sang pencipta, dan memakan apa yang sudah ditakdirkan menjadi makanannya.

Maka ia membuang jauh-jauh pikiran untuk membasmi dengan bahan kimia yang tersedia di toko tani, maupun membasmi secara besar-besaran yang dapat membuat bekicot punah.

Menurutnya, dengan membunuh bekicot, maka satu mata rantai akan hilang, dan ekosistem pasti akan terganggu.

Juni berpikir untuk memanfaatkannya saja. Ia yakin apa yang Allah swt ciptakan, tentu mempunyai manfaat. Ia ingin membudidayakan bekicot, sebab telah mendapat bibit secara gratis.

Bekicot, masih ditampung sementara (Foto: Juni)
Bekicot, masih ditampung sementara (Foto: Juni)

Budidaya atau ternak bekicot ini, tergolong mudah. Kuncinya ada pada kelembaban dan keteduhan yang tepat, yakni sekitar 25•-30•celcius.

Mula-mula, pilih jenis bekicot yang bisa dibudidayakan yaitu Achatina Fulica dan Achatina Variegata. 

Pilih bibit unggul dengan ciri-ciri beratnya sekitar 75-100 gram, serta tidak cacat fisik. Nah, ini pas sekali dengan bibit bekicot yang dimiliki Juni.

Anda hanya perlu menyiapkan kandang sederhana dari kayu kaso. Dindingnya dapat diberikan kawat kasa, serta atap di bagian atas yang berfungsi menahan panas matahari. 

Bila Anda memilih kandang yang merupakan bekas kolam ikan lele yang diplester/disemen, Anda tinggal menambahkan tanah dan cacing. Tujuannya untuk menciptakan habitat asli bekicot yang menyukai tempat lembab, serta sebagai penyerap kotoran bekicot.

Alternatif ketiga, yaitu dengan membuat galian berbentuk persegi di bawah teduhnya pohon. Pada bagian dinding, berikan lapisan pasir dan menutupnya dengan atap bedeng .

Ada dua metode pemeliharaan bekicot.

Pertama, mencampur bekicot besar maupun kecil ke dalam satu kandang. Kedua, memisahkan bekicot besar dan kecil (sumber info)

Bekicot, akan mengalami masa kawin di umur 6 – 7 bulan. Sedangkan bekicot yang dipanen harus berumur antara 5-8 bulan. 

Setiap bekicot, dapat menetaskan telur cukup banyak, yaitu 50-100 butir. Wahh, kebayang yaa, ramainya...

Minimal, sahabat saya Juni dapat memenuhi nutrisi pada ayam-ayam peliharaannya juga.

Variasi makanan, dapat menambah sehat ternak ayam
Variasi makanan, dapat menambah sehat ternak ayam

Nah, ternyata tidak sulit dan dapat mendatangkan keuntungan, sebenarnya yaa...

Ketimbang Anda harus mencegah kedatangannya dengan menyemprotkan cairan bawang putih di sekitar tanaman. Maupun dengan menaburkan kulit telur yang telah digilas, atau merang bakar yang bertekstur tajam untuk menghalau aktifitasnya.

Semoga bermanfaat yaa...

_______________

Terima kasih untuk
narasumber dan foto: Juni

Referensi: satu, dua, tiga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun