Sapuan awan di langit nan biru
Mencorat-coret kian-kemari
Bagai kegelisahan mengharu
Terpendam sendiriKulepaskan dirimu, Nak
Mengembara mencari ilmu yang berguna
Walau siang malam aku tak lagi jenak
Baik-baik sajakah, kau di sana?
Hati seorang ibu bagai lautan lepas
Berkecamuk, bergelora ditingkahi topan badai
Mendengar tangis bayimu segera bergegas
Memelukmu, mendekapmu kan damai
Mungkin kau tak memahaminya, Nak
Ibu tak tidur bila kau sakit
Rasanya sungguh tak tega dan terus saja terisak
Senyum dari bibir mungilmu, yang membuat ku bangkit
Lalu sekarang kau tinggalkan ibumu, dalam kerinduan
Tak mengapa, Nak, ibu rela
Bukankah engkau kan pulang, kemudian
Ilmu itu adalah jembatan untuk cita-citamu
Ketika engkau ingin berguna bagi agama dan sesama
Jangan tidur saja dalam pangkuan ibumu
Bermanja dalam nina bobok terlena
Sapuan awan di langit nan biru sendu
Esok kan tertiup angin pagi
Menjadi indah dan syahdu
Membawamu kembali lagi
Salam penuh cinta dan rindu, Nak
Salam sayang untukmu
Mengembara mencari ilmu yang berguna
Walau siang malam aku tak lagi jenak
Baik-baik sajakah, kau di sana?
Berkecamuk, bergelora ditingkahi topan badai
Mendengar tangis bayimu segera bergegas
Memelukmu, mendekapmu kan damai
Ibu tak tidur bila kau sakit
Rasanya sungguh tak tega dan terus saja terisak
Senyum dari bibir mungilmu, yang membuat ku bangkit
Tak mengapa, Nak, ibu rela
Bukankah engkau kan pulang, kemudian
Ketika engkau ingin berguna bagi agama dan sesama
Jangan tidur saja dalam pangkuan ibumu
Bermanja dalam nina bobok terlena
Esok kan tertiup angin pagi
Menjadi indah dan syahdu
Membawamu kembali lagi
Salam sayang untukmu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H