Rossalinda adalah gadis yang teramat cantik, seperti nama yang melekat pada dirinya.Â
Usianya baru tujuh belas tahun, tetapi hatinya tak sebahagia gadis seumurnya. Rossalinda lebih mirip wanita dewasa yang kalut dengan berbagai masalah dalam hidupnya. Jelas ia jadi tampak tua.
"Aku benci menjadi anak papa," keluhnya pelan. Matanya masih menatap lurus ke depan, menembus kaca jendela setinggi dirinya.
Sudah enam bulan, sejak sekelompok orang yang kasar mengusir keluarganya keluar dari rumah.Â
Pak Teguh Suratman, ayah Rossalinda bahkan dimasukkan ke dalam sel karena kasus penggelapan uang negara.Â
Rossalinda menjerit histeris saat itu, karena ibunya tiba-tiba jatuh pingsan. Sempat dirawat di rumah sakit, lalu meninggal di bulan ketiga akibat depresi.
Seumur hidupnya, kejadian seperti ini tak pernah terbayang akan terjadi dan mempermalukan wajahnya kemanapun ia pergi. Dirinya selalu dikaitkan dengan kasus ayahnya.Â
Tapi apakah benar, semua itu? Yang ia tahu semua baik-baik saja.Â
Ayahnya bekerja sejak ia masih bayi, bahkan jauh sebelum itu. Apalagi pak Teguh Suratman mempunyai pendidikan. Ia sama sekali bukan orang jahat. Mana mungkin berbuat sebodoh itu?