Tidak semua cerita itu khayalan. Ada kalanya sebuah kisah itu terlalu nyata di antara kita. Tapi mereka selalu sok tau.
"Rihanna..." aku menghentikan langkah. Aku tau itu kau.
Ujung koridor kampus masih terlalu lurus untuk kuhabiskan sendiri. Kau memang selalu hadir untukku. Kau memang sahabat yang hebat.
"Kau sudah mau pulang?"
Dasar lelaki bodoh. Aku mengangguk, dengan senyum paling manis.
Akhirnya kita melahap siang yang terik dengan bersantai di The Jones Bakery. Kau masih hafal dengan roti keju kesukaanku yang terakhir kali kita makan. Ukuran medium, tanpa cokelat sama sekali. Segelas susu krim yang dingin, sempurnalah sudah.
"Aku harus pindah kampus. Aura pergaulan di sini tak baik buatku," katamu serius.
Aku menatap kedua matamu. Seakan ada sebuah telaga di sana. Penuh kesejukan, dan mengundangku untuk meminta sesuatu padamu.
"Kau mengizinkan aku, kan?" tanganmu menyentuh ujung jariku. Aku merasa ada aliran listrik merambat dan menghentikan jantungku!
"Bob... Kau konyol!" aku menepis tanganmu yang hangat. Aku tak mau.