Dari judulnya, aku sedang tertarik membahas satu masakan istimewa suku Banjar. Aku sendiri bisa dibilang penikmat Asam-asam Peda.Â
Peda adalah nama jenis ikan asin yang banyak dijumpai di Banjarmasin dan Samarinda. Dua kota ini tak terlalu berdekatan jaraknya. Beda propinsi, malah. Tetapi banyak dari penduduk asli Banjarmasin dan sekitarnya yang merantau sampai ke kota Samarinda.Â
Samarinda sendiri mempunyai suku asli Kutai dan Dayak. Namun oleh beberapa faktor, kota ini sudah memikat orang-orang dari berbagai penjuru untuk datang dan menetap. Jadilah suku aslinya tak terlalu tampak. Alias kalah jumlah.
Itu tadi sekilas tentang orang Banjar yang merantau sampai ke Samarinda.
Nah, sudah kebiasaan perantau bila harus kangen masakan dari kampung halamannya. Terutama saat rindu pulang tapi tak pulang-pulang.
Dari sekian banyak kuliner suku Banjar, yang mudah dieksekusi para "perindu" salah satunya adalah si ikan Peda.
Ikan Peda adalah ikan asin yang dibuat hanya dari jenis ikan kembung dan tidak dari jenis lainnya. Tekstur daging yang lembut dan melimpah per ekornya, menjadi keistimewaan tersendiri untuk dinikmati.
Yup! Meskipun kadar asin si ikan Peda agak di luar batas toleransi lidah kita, nyatanya ia termasuk sepuluh besar ikan asin paling dicari emak-emak di pasar lokal.
Masalah harga, dijamin murmer. Per ekornya dijual mulai dari delapan ribu rupiah saja. Bisa dinikmati orang seisi rumah. Apalagi berasnya, beras baru... pameo orang Banjar. Memang nikmat sekali.
Cara masaknya pun mudah. Hanya perlu menyiapkan beberapa bumbu dapur standar seperti bawang merah, bawang putih, cabe rawit, cabe merah dan ijo besar, tomat, belimbing wuluh, serta bumbu khas yaitu terong asam.