Allah melihat manusia bukan dari kecantikannya, bukan pula dari banyaknya harta. Allah Mahaadil. Dia melihat kita dari ketakwaan dan amal sholeh.
*
Sepasang suami istri, menjalani biduk rumah tangga selama empat belas tahun dan belum dikaruniai seorang anak.Â
Pada tahun kelima, pasangan suami istri tersebut memutuskan mengangkat seorang bayi perempuan yang masih merah menjadi anak. Tepatnya masih berusia dua puluh lima hari.
Pasangan ini merasa begitu bahagia dengan keberadaan bayi yang diberi nama Kinan di tengah-tengah mereka.Â
Mulailah mereka sibuk berbelanja segala keperluan Kinan. Mulai dari susu, popok, pakaian bayi, minyak telon, ayunan, gendongan, termasuk surat-surat pengangkatan Kinan sebagai anak.
Hari pun cepat berlalu. Sekarang Kinan tumbuh menjadi gadis cantik dan manja. Tak satupun tetangga yang usil membongkar bahwa dirinya hanyalah anak angkat. Jati diri Kinan tertutup rapat sampai sekarang.
Sesekali aku datang mengunjungi keluarga ini. Mereka sudah pindah rumah sekitar dua tahun yang lalu. Kali ini tidak mengontrak, melainkan tinggal di rumah yang mereka bangun perlahan. Rumah itu berada sedikit di atas bukit. Tak terlalu besar, tetapi cantik oleh berbagai tanaman bunga.
Aku berdiri di sisi jendela besar dengan jaca yang bening. Nun di bawah, adalah tanah mereka yang baru terbeli. Bukan main, rezeki mengalir saja untuk keluarga ini.
Walau begitu, aku tak merasa iri.Â