Kepekaan manusia merasakan harmoni nada-nada dalam alunan musik, sungguh merupakan keunggulan cita rasa manusia atas akalnya. Ketika dalam sebuah komposisi musik kita mendengar sebuah suara yang fales, maka dengan sendirinya kita akan merasakan sebuah rasa tidak nyaman. Hal ini terjadi karena manusia (yang peka nada) dapat menangkap tegangan frekuensi antar nada. Nada-nada yang harmonis secara matematis memiliki keteraturan yang sungguh mengagumkan.
Harmoni adalah keselarasan. Dalam teori musik, ilmu harmoni adalah ilmu yang mempelajari tentang keselarasan bunyi. dalam musik.
Ilmu harmoni adalah salah satu cabang teori musik yang mempelajari cara menyusun suatu rangkaian not-not (nada-nada) menjadi rangkaian akor, agar bunyi dalam musik menjadi selaras dan enak didengar. Dalam ilmu harmoni diajarkan tentang penggunaan nada secara bersamaan sehingga menghasilkan akor yang sesuai dalam suatu rangkaian atau jalinan pergerakan (progresi) pada suatu lagu, sehingga secara keseluruhan lagu tersebut akan terdengar sebagai musik yang selaras dan indah.
Kalau kita bicara struktur, maka yang umum memang dituliskan dengan huruf: A, B, C, dst. Struktur lagu dalam hal ini sebaiknya kita batasi dalam konteks bagian-bagian lagu yang berlirik/ dinyanyikan. Artinya Intro, atau Interlude, atau Coda, bisa jadi tidak perlu kita masukkan dalam pembicaraan mengenai struktur lagu.
Intro, Interlude, Coda dll, masuk dalam struktur aransemen sebuah lagu. Kenapa terpisah, sebab dua hal ini bisa saja berbeda, namun bisa saja menyatu dalam sebuah komposisi. Tapi untuk pembelajaran akan lebih mudah kalau dipisah, jadi kita bisa meliat lebih jelas dan tidak tercampur-campur.kecampur-campur.
Nah, dalam struktur lagu, kita akan mengenal struktur ABCDEF,..dst. Pada prinsipnya huruf ABCD dst hanya mewakili suatu kelompok struktur sebagai pembeda di antaranya. Biasanya, antara bentuk A, dan B, terdapat perbedaan yang jelas. Misalnya beda melodi, beda bilangan bar, beda tempo dll. Sementara kalau hanya beda lirik, biasanya tetap dianggap sebagai A saja, atau B saja. Karena itu bisa ada struktur ABAB dimana antara A pertama dan A kedua, isi liriknya beda tapi melodi, hitungan bar, chord-nya bisa sama.
Menurut artikel yang saya baca, kadang kala istilah ABCD ini diganti dengan penamaan semacam VERSE dll, yang memang lebih memudahkan untuk dimengerti, walaupun pada akhirnya malah menimbulkan kebingungan apakah suatu bagian harus disebut sebagai Verse atau Bridge.
VERSE: umumnya dikenal dengan istilah Bait (Bait 1, Bait 2 dll), merupakan titik awal moda penceritaan lagu, dimana umumnya songwriter membuka masalah atau membuka penceritaan lagu, sehingga topik utama lagu biasanya ada di bagian ini. CHORUS: umumnya dikenal sebagai Reff (walaupun sebetulnya Reff memiliki pengertian yang berbeda). Chorus sering diasosiasikan sebagai puncak dari sebuah lagu. Biasanya statement atau missi utama lagu ada di bagian ini. REFF: sebetulnya istilah Reff masuk dalam konteks aransemen. Arti dari Reff adalah Reffrain, atau berarti pengulangan. Maksudnya ada bagian lagu yang dinyanyikan berulang-ulang. Dalam hal ini biasanya Chorus-lah yang dinyanyikan berulang-ulang, makanya seringkali istilah Chorus 'tertukar' dengan Reff. Padahal tidak semua Reff merupakan Chorus.
Hal yang tidak kalah pentingnya yang harus diperhatikan dalam karya seni musik adalah ekspresi. Ekspresi merupakan ungkapan pikiran dan perasaan yang mencakup semua nuansa tempo, dinamik dan warna nada dari unsure-unsur pokok musik dalam pengelompokkan frase (frasering) yang diwujudkan oleh seniman musik atau penyanyi atau disampaikan pada pendengarnya. Unsur ekspresi dalam musik terdiri dari tempo atau tingkat kecepatan musik, dinamik atau tingkat volume suara atau keras lunaknya suara dan warna nada tergantung dari sumber bunyi serta gaya atau cara memproduksi nada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H