Saat ini kita sering melihat ikan hias maupun ikan konsumsi di objekt wisata terpadu. Kebiasaan hidup ikan yang unik, keragaman jenis ikan yang tinggi, juga bentuk dan warnanya yang indah diatraksikan menjadi daya tarik wisata. Keberadaan ikan mampu menghidupkan suasana hingga pengunjung takjub.
Ikan di kolam dan akuarium yang artistik, tertata rapi, airnya jernih tampak menarik laiknya ekosistem alamiah. Menyemarakan lingkungan sekitarnya dan suasana menjadi menyenangkan.
Sedangkan pada wisata kuliner,  pengunjung  bisa memilih sendiri ikan yang akan dipesan di kolam penampungan. Ikan yang baru ditangkap terus dimasak, tentu cita rasanya lezat dan menyebarkan aroma khas. Sebab kesegaran ikan menjadi kunci nikmatnya masakan.
Selain itu disiapkan kolam khusus untuk pengunjung yang ingin mancing ikan. Alat pancingnya disediakan pengelola. Adapun ikan hasil tangkapan bisa dibawa pulang. Â Memancing ikan merupakan hiburan untuk melepas rasa jemu. Tempat wisata terpadu ini dapat memenuhi kebutuhan wisatawan, seperti rekreasi, rileks, edukasi dan kesehatan.
Lain lagi pada tempat wisata yang menjual ikan hias air tawar, biasanya disediakan showroom ikan, sekaligus makanan dan minuman semacam cafe. Â Pengunjung bisa mengamati ikan pilihannya dengan seksama sambil makan minum. Baru kemudian dipastikan ikan mana yang dibeli.
Ikan juga dimanfaatkan untuk terapi kesehatan dan kecantikan semacam fish spa. Menurut doktersehat.com, terapi ikan bisa menghilangkan sel kulit mati,  sekaligus merangsang tumbuhnya sel kulit baru sehingga kaki terlihat bersih dan sehat. Juga gigitan ikan pada kaki dapat menghilangkan bakteri penyebab bau kaki, gatal-gatal, mencegah panu, kudis  hingga mencegah munculnya kutil pada kaki. Terapi ikan dilakukan tsecara rutin seminggu sekali dengan prosedur yang benar.
Tempat wisata yang mengusung ikan sebagai daya tarik memiliki banyak konsep seperti tersebut di atas. Namun bagi masyarakat  yang ingin memahami ikan air tawar lebih dalam, sambil menikmati udara sejuk dan segar. Lingkungannya indah bernuansa bangunan tempo doeloe, maka berkenan mengunjungi BBPBAT (Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar) Sukabumi.
BBPBAT Sukabumi awalnya didirikan untuk sekolah pendidikan pertanian atau Landbouw School tahun 1920 (jaman Belanda). Kemudian namanya menjadi  Nougakko (sekolah pertanian) ketika Jepang berkuasa. Baru kemudian (1978) ditetapkan menjadi  Balai Budidaya Air Tawar (BBAT), sebelum akhirnya menjadi BBPBAT (Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 6/PERMEN-KP/2014). Nama BBAT lebih familier dikalangan masyarakat Sukabumi hingga sekarang (Inilah Sukabumi).
BBPBAT yang menempati areal lahan seluas 25,6 hektar dengan ketinggian 700 m dpl dan suhu harian berkisar 27-29 derajat C, dikenal sebagai pusat induk unggul (broodstock center) perikanan budidaya air tawar, juga sebagi laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan acuan internasional, (Kementerian Kelautan dan Perikanan).Â
Didalamnya terhampar berbagai macam kolam ikan yang tertata rapi. Juga ada sarana pembenihan ikan (hatchery) berupa bak dan akuarium yang berisi ikan berbagai stadia. Sumber airnya berasal dari air tanah serta air permukaan Sungai Panjalu dan Cisarua. Tersedia sarana dan prasarana lain berupa laboratorium, pakan alami-pakan buatan, gedung serba guna, perkantoran dan perumahan pegawai.
Bagi pengunjung yang mau menginap untuk menunjang efektivitas belajar, maka disediakan mess yang representatif. Juga ada masjid Jami At-Taqwa yang unik karena pagarnya terbuat dari akuarium berisi aneka jenis ikan.