Mohon tunggu...
Ayom Budiprabowo
Ayom Budiprabowo Mohon Tunggu... Insinyur - Bersyukur dan berpikir positif

Alumni Undip, IKIP Bandung dan STIAMI. Pernah bekerja di SPP Negeri Ladong, Universitas Abulyatama Aceh dan Pemda Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Keistimewaan Terumbu Karang (Kabupaten Sukabumi)

10 Januari 2022   22:20 Diperbarui: 10 Januari 2022   22:43 1257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keterangan Gambar : 1. Transplantasi karang bersama Pokmaswas Genteng Nusantara di Ujunggenteng 2. Pak Opik menyiapkan transplantasi karang bersama mahasiswa Universitas Indonesia di Ciemas (18/8/2021) 3. Pak Sambas mengamati kondisi terumbu karang Ujunggenteng (2019)/Koleksi pribadi

Keberadaan ekosistem terumbu karang sering dikaitkan dengan keindahan alam bawah laut yang beraneka warna.  Airnya jernih dan tampak didalamnya biota laut yang bermacam ragam. Panorama yang luar biasa ini sangat bernilai sehingga bisa dikembangkan menjadi wisata menyelam asalkan keanekaragaman hayatinya tetap terjaga. Kekayaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (SDKP) ini harus dapat mendukung kesejahteraan masyarakat sekitar.

Terumbu karang dibangun oleh biota laut penghasil kapur, terutama hewan karang bersama-sama dengan biota lain. Hewan karang kelas Anthozoa  ini bersimbiosis dengan tumbuhan alga yaitu zooxanthellae  yang hidup di dalam jaringan karang sehingga butuh cahaya untuk fotosintesis.

Hewan karang  terdiri dari polip (bagian yang lunak) dan skeleton (bagian yang keras). Polip dilengkapi tentakel (tangan-tangan) untuk menangkap plankton sebagai sumber makanannya. Setiap polip karang mengsekresikan zat kapur CaCO3 yang membentuk kerangka skeleton karang.

Karang hidup membentuk koloni  yang dibentuk oleh ribuan polip yang tumbuh dan bergabung menjadi satu koloni. Juga ada yang hidup soliter tidak membentuk koloni  namun jumlahnya sedikit (Puslit Oseanografi-LIPI).

Kabupaten Sukabumi dengan panjang garis pantai 117 km dan berbatasan langsung dengan Samudra Hindia,  memiliki 11 titik terumbu karang, antara lain Pantai Ujunggenteng, Pantai Karangnaya Palabuhanratu, Pantai Pamipiran Simpenan, Pantai Minajaya Surade, Pantai Cilegok, Karangrapak,Cikepuh dan Sodongparat Ciemas yang luasnya mencapai 1.305 (seribu tiga ratus lima) hektar (Perda Kabupaten Sukabumi terkait Tata Ruang Wilayah dalam  SUKABUMIUPDATE.com).

Umumnya terumbu karang Kabupaten Sukabumi berada pada kawasan konservasi maupun daerah perlindungan satwa. Sebagaimana diketahui di Kabupaten Sukabumi terdapat Ciletuh-Palabuhanratu Unesco Global Geopark (CPUGG) yang menampilkan keragaman geologi (geodiversity), keragaman hayati (biodiversity) dan keragaman budaya (cultural diversity) di delapan kecamatan, tujuh diantaranya merupakan kecamatan pesisir (Cisolok, Cikakak, Palabuhanratu, Simpenan, Ciemas, Ciracap dan Surade.

Juga didalamnya terdapat habitat peneluran dan penangkaran penyu (terutama penyu hijau (Chelonia mydas), baik yang dikelola Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat, yaitu "Taman Pesisir Penyu Pantai Pangumbahan" maupun kawasan "Konservasi Suaka Alam" yang dikelola Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

Ekosistem terumbu karang Kabupaten Sukabumi memiliki peran penting bagi kelangsungan hidup penyu hijau tersebut karena merupakan tempat mencari makan penyu dan anak penyu. Diistilahkan sebagai "meja makan" penyu hijau yang tergolong herbivora sehingga   kebanyakan memakan lamun dan alga.

Dalam upaya menjaga kelestarian SDKP tersebut, pemerintah pusat/provinsi/kabupaten bersama stake holder dan lembaga lain yang peduli  pelestarian melakukan pembinaan dan bimbingan kepada masyarakat atau kelompok masyarakat.

Menurut Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi, bahwa ada dua kelompok masyarakat yang menaruh perhatian lebih terhadap keberadaan terumbu karang di lingkungannya, yaitu Pokmaswas (Kelompok Masyarakat Pengawas) Genteng Nusantara Ujunggenteng Kecamatan Ciracap (Ketuanya Pak Sambas) dan Pokmasi (Kelompok Masyarakat Konservasi) Mandrajaya Kecamatan Ciemas (Ketuanya Pak Opik).

Memang dengan merebaknya pandemi covid-19 kegiatan kelompok masyarakat relatif sedikit. Walaupun demikian kegiatan yang pro pelestarian SDKP tetap dilakukan bersama para pihak, seperti transplantasi karang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun