Mohon tunggu...
Ayu Bejoo
Ayu Bejoo Mohon Tunggu... Jurnalis - Moody Writer

Moody Writer

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Grebek Sahur yang Mengganggu Zaskia Adya Mecca

1 Mei 2021   23:07 Diperbarui: 1 Mei 2021   23:33 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepanjang pengalaman saya, hanya bulan puasa lah kita merasa sebulan penuh merasakan sensasi yang luar daripada biasa. Karena pada bulan puasa, otomatis suasana dan harmonisasi dari kegiatan kita ikut terpengaruhi.

Termasuk tradisi makan sahur, saya tahu puasa telah ada sejak sebelum Islam datang. Saya juga tahu bahwa puasa Ramadan dimulai sejak umat Islam hijrah ke Madinah pada bulan Sya'ban tahun kedua Hijriah, oleh karena perintah berpuasa bersifat tadarruj (berangsur-angsur). Namun saya tidak tahu kapan tepatnya umat muslim mulai untuk bangun makan sahur.

Kendati demikian, saya tahu Nabi Muhammad Saw. amat menganjurkan umatnya untuk bersahur karena keutamaannya yang demikian besar, sebagaimana hadis yang diriwayatkan Abu Sa'id Al-Khudri r.a, bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda:

"Sahur sepenuhnya mengandung berkah. Maka itu, jangan kalian meninggalkannya meskipun kalian hanya meminum seteguk air karena Allah Swt. dan malaikat bersalawat untuk mereka yang bersahur." (H.R. Ahmad).

Terlebih di Indonesia, tidak hanya tradisi bangun sahur namun juga terdapat tradisi membangunkan orang untuk bersahur, yang dilakukan dengan berbagai cara. Yang paling masyhur ialah berkeliling dari rumah ke rumah dan/atau bisa dilakukan lewat toa masjid.

Uniknya cara tersebut sangat relevan dan sudah menjadi budaya sendiri apalagi di desa-desa. Namun tatkala kita berterima kasih karena budaya tersebut masih awet dan langgeng, kemarin-kemarin ternyata Zaskia Adya Mecca malah memberi pendapat yang berkebalikan, menurutnya, membangunkan sahur lewat toa masjid itu engga etis dan tidak menghargai orang lain terlebih non-muslim, dengan kata lain pendapatnya tersebut membuat banyak orang berasumsi sehingga membentuk dua kubu, ada yang membenarkan ada juga yang tidak setuju.

Padahal, secara logis hal tersebut memang bukan hal yang wajib dilakukan, namun adakalanya kegiatan membangunkan orang untuk bersahur merupakan ciri khas dari harmonisasi dan suasana di bulan Ramadan. Sehingga, saya kira hal tersebut tidaklah dilakukan dengan sengaja bermaksud untuk mengganggu dan tidak menghargai orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun